Berdasarkan hasil autopsi jenazah guru TK Rani alias Haerani (29) yang dibunuh mandor bangunan Sulyadi (41), polisi menyimpulkan korban tewas kekurangan oksigen akibat jeratan kain di mulut dan leher.
Kasat Reskrim Polresta Mataram Kompol Kadek Adi Budi Astawa mengungkap polisi menemukan beberapa luka pada tubuh korban. Baik di bagian kepala meliputi mata, pipi kanan dan kiri, dagu hidung dan juga kepala bagi belakang dan depan.
"Ada juga luka lebam di paha kanan kiri serta kedua tangan korban. Kemudian luka di leher dan jari tangan korban," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kadek juga menjelaskan bahwa saat peristiwa, rupanya korban sempat memberikan perlawanan ke pelaku. Hal itu ditandai oleh adanya luka di jari-jari dan tangan korban.
"Luka itu sepertinya korban menggaruk dinding rumah. Yang jelas penyebab kematian korban itu karena asfiksia. Asfiksia itu adalah akibat dekapan (jeratan-red) dan kekurangan oksigen," kata Kadek.
Kadek mengaku pada saat olah TKP, ditemukan dua jeratan dengan kain oleh pelaku di bagian mulut dan leher korban.
"Dua ikatan itu sangat kuat. Kami sempat kesulitan membukanya. Setelah dibuka lidah korban keluar," lanjutnya.
Kadek menuturkan semua kesaksian pelaku Sulyadi sudah sangat sinkron dengan hasil autopsi yang diterima kepolisian.
"Sudah sangat sinkron. Itu kan ada gigi depan korban patah. Itu akibat pukulan pelaku ketika korban sempat menggigit tangan pelaku. Baru kemudian memukul tiga kali bagian mulut dengan tangan dan sempat membenturkan kepala korban ke dinding kamar mandi," pungkasnya.
(nor/nor)