Pendaki Waswas Suhu Dingin Gunung Rinjani, BMKG Beri Imbauan

Pendaki Waswas Suhu Dingin Gunung Rinjani, BMKG Beri Imbauan

Ahmad Viqi - detikBali
Kamis, 28 Jul 2022 18:55 WIB
Pendaki berada di Segara Anak Gunung Rinjani, Lombok, NTB.
Pendaki berada di Segara Anak Gunung Rinjani, Lombok, NTB. Foto: Ahmad Viqi/detikBali
Mataram -

Salah satu pendaki asal Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Fahmi (35), mengaku waswas dengan suhu dingin yang melanda Gunung Rinjani, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasalnya, ia dan 15 pendaki lainnya akan melakukan pendakian selama 4 hari 3 malam ke Gunung Rinjani, mulai Minggu (31/7/2022).

"Waswas saja setelah dikabari pihak TO (tracking order) yang jadi leader kami di Lombok Barat. Tapi setahu saya suhu di Gunung Rinjani tidak terlalu dingin seperti gunung di Jawa," katanya, via WhatsApp, Kamis (28/7/2022).

Menurut Fahmi, persiapan mendaki ke Gunung Rinjani sudah dilakukan dua pekan sebelum berangkat. Mereka akan melalui jalur darat dari Jakarta Selatan dan jalur Laut dari Pelabuhan Perak, Surabaya, menuju Lombok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari Jakarta, Fahmi dan 15 rekannya akan tiba di Pelabuhan Perak Surabaya pada Jumat dini hari (29/7/2022) besok. Setelah tiba di Pelabuhan Perak, Fahmi akan menyeberang menuju Pelabuhan Gili Mas Lembar, Lombok Barat, selama sekitar 16 jam.

"Jadi saya tiba di Lombok, Sabtu malam (30/7/2022). Nanti kami akan dijemput menuju Desa Sembalun, kemudian naik Gunung Rinjani pada Minggu (31/7/2022) pagi," katanya.

ADVERTISEMENT

Ia mengungkapkan perlengkapan yang dibawa, berupa sleeping bag, tenda, kompor, dan makanan ringan. Selain itu, para rekan Fahmi yang berasal dari Kota Yogyakarta dan Surabaya sudah membawa perlengkapan masing-masing.

"Jadi sudah lengkap sih, perlengkapannya. Mudahan saja suhu di sana nanti agak hangat, tidak sampai 1 derajat atau minus," ujarnya.

Kepada detikBali, leader pendaki di Gunung Rinjani asal Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, Khairul (31), mengungkapkan sudah menyiapkan segala kebutuhan di luar makanan. Seperti jaket tebal dan matras anti hipotermia aluminium foil.

"Ya kami bawa aluminium foil. Rinjani kan lagi bagus-bagus cuacanya bulan ini. Biasanya cuaca cerah itu di bulan Juni, Juli, dan Agustus," katanya.

Terpisah, Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid Praya Lombok Tengah, Aprilia Mustika Dewi mengatakan efek fenomena suhu dingin akan terasa lebih dingin dari normalnya ketika berada di atas gunung. Hal itu disebabkan dari penurunan suhu ketika berada di atas ketinggian.

Selain itu, kata Aprilia, saat musim kemarau suhu dingin bisa berdampak ke pertanian hingga bidang kesehatan. "Karena saat ini sedang berada dalam puncak musim kemarau, masyarakat diimbau untuk menggunakan pakaian atau selimut yang tebal," kata Aprilia.

Aprilia juga menyarankan kepada masyarakat yang berencana melakukan kegiatan pendakian di wilayah Gunung Rinjani agar melengkapi perlengkapan pendakian sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti hipotermia.

"Saat siang hari dengan cuaca cerah dan kering bisa menggunakan krim sebagai pelembab kulit. Perlu juga mencukupi kebutuhan cairan tubuh karena saat siang hari yang terik membuat tubuh lebih mudah berkeringat," pungkas Aprilia.




(irb/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads