Suhu udara di wilayah Kecamatan Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB, di bawah kaki Gunung Rinjani, mencapai 9 derajat celsius. Suhu dingin itu melanda Kecamatan Sembalun selama tujuh hari terakhir. Beberapa warga pun menyebut, suhu pada bulan Juli 2022 kali ini lebih ekstrem dari tahun 2021 lalu.
"Ini lebih ekstrem dari tahun sebelumnya, bahkan kami sampai tidak berani mandi," kata Amak Fedri (55), warga asal Dusun Sajang Bawak Nao, Desa Sajang, Kecamatan Sembalun, Lombok Timur, Rabu malam (27/7/2022).
Menurut Amak Fedri, suhu dingin yang melanda Kecamatan Sembalun, sudah dirasakan sejak sepekan terakhir. Suhu terdingin di wilayah Sembalun, terjadi pada malam dan waktu subuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang puncaknya di malam hari sama pagi subuh. Kami memang sudah biasa hadapi suhu dingin, tapi ini beda dari tahun lalu," kata Amak Fedri.
Selain Amak Fedri, warga Desa Sembalun, Lawang Resil (31), mengatakan suhu terdingin di Kecamatan Sembalun terjadi pada Sabtu (23/7/2022) dan Minggu (24/7/2022) kemarin.
"Untuk malam ini sudah tidak terlalu dingin karena posisi mendung sejak pagi tadi. Suhu di Sembalun sudah naik ke angka 17 derajat celsius malam ini," kata Resil via sambungan telepon.
Menurut Resil, hampir semua warga di dekat rumahnya malas mandi saat pagi dan sore hari. Bahkan kata Resil, warga memilih tidak mandi jika tidak menggunakan air hangat.
"Dari kemarin wajib pakai air hangat kalau mau mandi. Saya aja sudah dua hari ini tidak mandi," katanya.
Sebelumnya, Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi NTB Restu mengatakan, selama dilanda suhu dingin, ia meminta warga selalu memperhatikan dan menjaga kesehatan. Pasalnya, waktu pagi suhu bisa mencapai 16 derajat celsius dan 35 derajat celsius pada siang hari di dataran rendah, seperti di Kota Mataram dan Lombok Barat.
"Kalau di siang hari suhu cukup menyengat bagi kulit. Biasanya kulit jadi agak kering karena sifat anginnya kering juga. Jadi ini bisa berpengaruh ke tingkat kesehatan. Kami minta warga harus tetap menjaga kondisi tubuh tetap fit," ujarnya.
Selain itu BMKG NTB juga meminta kepada para pendaki di Gunung Rinjani memperhatikan kondisi tubuh sebelum mendaki. Pasalnya, suhu yang mencapai 0-1 derajat celsius di Puncak Gunung Rinjani bisa menyebabkan hipotermia.
"Kami minta selalu berjemur di pagi hari saat pukul 10.00 Wita. Baik pendaki dan warga di NTB. Apalagi dengan kondisi dingin ini sinar matahari bisa menghangatkan tubuh kebugaran tubuh," pungkas Restu.
(irb/mud)