Kerangka Mamik Sujar (67), warga Dusun Rujak Tengah, Desa Selong Belanak, yang ditemukan di Hutan Bukit Unting-Unting, dekat Pantai Margejek, Desa Mekarsari, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, telah dimakamkan oleh pihak keluarga. Ia dinyatakan hilang sejak sembilan tahun lalu, tepatnya tahun 2013 silam.
Kepala Desa Selong Belanak, Lalu Yahya mengatakan, kerangka korban ditemukan oleh dua warga Desa Mekarsari yang mencari burung kecial (burung warna kuning). Saksi Hamdi (30) dan Akat (35), saat itu melintas di tengah Hutan Bukit Unting-unting. Mereka berdua awalnya hanya menemukan tengkorak korban.
"Jadi dua orang ini berniat cari burung. Awalnya mereka berdua menemukan tengkoraknya (kepala) saja hari itu," kata Yahya, dihubungi detikBali, Rabu (22/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah menemukan tengkorak tersebut, kedua saksi melapor kepada warga. Proses evakuasi pun, lanjut Yahya, dilakukan polisi pada hari Minggu (19/6/2022). "Nah Mereka ini kemudian lapor ke warga. Baru kemudian dievakuasi polisi pada hari Minggu (19/6/2022) kemarin," terang Yahya.
Menurut Kapolsek Praya Barat, AKP Hery Indrayanto, saksi melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Praya Barat. Unit Reskrim Polsek Praya Barat lalu menghubungi tim Inafis Polres Lombok Tengah untuk melakukan evakuasi dan identifikasi.
Kemudian, lanjut Hery, tim gabungan menggelar olah TKP dan meminta keterangan para saksi. Pihaknya juga meminta bantuan warga setempat sebagai penunjuk jalan, karena sulitnya akses menuju TKP.
"Mengingat akses menuju lokasi tersebut jurang, tebing dan berbukit, serta jarang dilewati menyebabkan banyaknya semak belukar, sehingga anggota kami meminta bantuan warga setempat sebagai penunjuk jalan," ungkap Kapolsek.
Dari hasil olah TKP, ungkap AKP Hery, kerangka yang ditemukan berupa kepala, rahang gigi bawah, tulang lengan, dan tulang kaki. Pihaknya berhasil mengidentifikasi kerangka setelah salah satu warga di Desa Selong Belanak mengenalinya sebagai anggota keluarga yang hilang sembilan tahun lalu.
"Untuk kerangka tersebut telah diakui oleh salah satu keluarga dari Desa Selong Belanak yang mengenali dengan ciri-ciri khusus, dan keluarga itu mengakui almarhum telah hilang selama sembilan tahun," tutur AKP Hery.
Sementara itu, istri korban, Inak Sujar (63), dikatakan Yahya, mengenali kerangka tersebut milik suaminya saat proses identifikasi polisi. Inak Sujar mengenali ciri-ciri sang suami dari bagian rahang dan gigi.
"Ternyata istrinya mengaku bahwa itu adalah suaminya yang hilang tahun 2013 lalu. Jadi dari pengakuan keluarganya itu, korban sempat hilang karena alami gangguan mental," kata Yahya.
Usai proses identifikasi, pihak keluarga menolak melakukan autopsi. Sehingga kepolisian langsung menyerahkan kerangka kepada keluarga untuk dimakamkan.
"Setelah diperiksa polisi, pihak keluarga malah menolak untuk dilakukan autopsi. Karena itu benar adalah kerangka Mamik Sujar. Mereka sudah lega karena korban sudah ketemu. Kemarin sudah dimakamkan pihak keluarga," terangnya.
(irb/irb)