Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) siap membantu Husnin, mantan pekerja migran Indonesia (PMI) di Malaysia, yang mengalami kesulitan memenuhi biaya pengobatan. Dinsos juga akan memfasilitasi memperoleh kartu BPJS Kesehatan untuk biaya pengobatan sakit pembengkakan perut yang diderita Husnin.
Hanya saja, bantuan mempercepat untuk penerbitannya, Dinsos mengharapkan adanya inisiatif dari pengurus desa asal Husnin untuk mengajukan surat permintaan kartu BPJS dengan membawa dokumen kependudukan, seperti Kartu Keluarga (KK) dan KTP.
"Dibawa pengantar oleh (pengurus) desa dulu, tapi harus urus dulu KTP dan KK. Kita akan bantu kalau dia belum punya kartu BPJS," ungkap Kadinsos Dompu, Abdul Haris, pada detikBali, Senin (20/6/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Haris mengatakan, pihaknya juga akan membantu membiayai pengobatan rumah sakit sambil menunggu pembuatan kartu BPJS. Untuk itu, Haris meminta keluarga Husnin untuk berobat ke rumah sakit dan berkoordinasi dengan Dinsos.
"Coba dia masuk RS dirawat, itu bisa kita bantu untuk pembayarannya sambil kita menunggu pembuatan BPJS. Bisa kita bantu dengan membayar biaya rumah sakit," ujarnya.
Haris menegaskan, Husnin memang tidak masuk ke dalam daftar warga sebagai kelompok penerima manfaat (KPM) bantuan sosial pemerintah. Pasalnya, Husnin tidak memiliki dokumen kependudukan karena 20 tahun berada di Malaysia.
"Dia masuk data terpadu kegiatan sosial (DPKS) desa dulu. Untuk cara masuk itu harus diusulkan ke operator di desa. Tapi dia tidak masuk karena tidak punya kartu kependudukan. Harus diurus itu dulu baru bisa terima bantuan," tegasnya.
Sebelumnya, nasib malang dialami oleh Husnin, mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, yang kini hanya terbaring lemah karena sakit. Sudah 5 bulan Husnin hidup dengan penyakit yang dideritanya. Dia hanya bisa pasrah karena tak mempunyai biaya untuk berobat.
Husnin yang merupakan warga Desa Adu, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengalami sakit pembengkakan pada perut, hingga membuat perutnya membesar.
Husnin diduga mengalami tumor ganas pada perutnya. Namun penyakit itu belum bisa dipastikan karena belum ada pernyataan medis dari pihak rumah sakit.
"Sudah lima bulan sakit, setelah pulang dari Malaysia. Pulang pun saya karena sakit," kata Husnin, Sabtu (18/6/2022).
Karena tergesa-gesa pulang, semua dokumen kependudukan termasuk KTP dan Kartu Keluarganya tertinggal di Malaysia. Akibat dari itu, Husnin kesulitan mengakses layanan kesehatan. Sehingga selama dia sakit, dia tak pernah lagi ke rumah sakit karena tidak punya biaya untuk membayar, bila sebagai pasien umum tanpa BPJS.
(kws/kws)