Nasib malang dialami oleh Husnin, mantan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, yang kini hanya terbaring lemah karena sakit. Sudah 5 bulan Husnin hidup dengan penyakit yang dideritanya. Dia hanya bisa pasrah karena tak mempunyai biaya untuk berobat.
Husnin yang merupakan warga Desa Adu, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengalami sakit pembengkakan pada perut, hingga membuat perutnya membesar.
Husnin diduga mengalami tumor ganas pada perutnya. Namun penyakit itu belum bisa dipastikan karena belum ada pernyataan medis dari pihak rumah sakit.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sudah lima bulan sakit, setelah pulang dari Malaysia. Pulang pun saya karena sakit," kata Husnin, Sabtu (18/6/2022).
Karena tergesa-gesa pulang, semua dokumen kependudukan termasuk KTP dan Kartu Keluarganya tertinggal di Malaysia. Akibat dari itu, Husnin kesulitan mengakses layanan kesehatan.
Sehingga selama dia sakit, dia tak pernah lagi ke rumah sakit karena tidak punya biaya untuk membayar, bila sebagai pasien umum tanpa BPJS.
"Saya sakit di Malaysia selama tiga bulan, setelah itu pulang ke rumah karena tak mau sakit di negara orang," ucapnya.
Husnin yang tinggal bersama kedua orangtuanya ini, mengaku mengobati sakit yang dideritanya hanya menggunakan obat-obatan tradisional. Namun tidak ada perubahan justru semakin memburuk.
"Cuma diobati pakai obat Mbojo (Lo'i Mbojo). Tapi tidak sembuh. Setiap hari selalu sakit," ujarnya.
Husni bersama kedua orangtuanya, Ahmad dan Nani tinggal bersama di sebuah rumah sederhana di Dusun Woro, Desa Adu. Husni mengaku sudah menikah, tapi istrinya tidak ada kabar hingga kini semenjak ditinggal mencari nafkah ke Malaysia.
Husni mengaku sempat melakukan pengobatan di dokter spesialis tapi tak dilanjutkan karena tidak ada biaya. Saat itu Husnin disarankan untuk melakukan operasi, namun karena keterbatasan biaya, dia hanya pasrah dengan sakit yang dialami.
Di tengah keterbatasan ekonomi dan ketergantungan hidup, Husnin sangat membutuhkan bantuan dari orang-orang dermawan untuk biaya operasi dan kebutuhan sehari-hari. Meski ada beberapa lembaga sosial yang menyantuninya, tapi tidak cukup untuk biaya operasi.
Sekretaris Desa Adu, Muslih mengatakan pihaknya akan membantu mengurus dokumen kependudukannya agar Husnin bisa segera berobat dan mendapat bantuan sosial. Ia mengungkap warganya itu sudah 20 tahun pergi merantau ke Malaysia.
"Kami sebagai pemerintah desa akan membantu mengurus untuk keperluan dokumen kependudukan. Kami juga akan upayakan agar warga kami ini (Husnin) bisa mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah," kata Muslih.
(kws/kws)