Duduk Makan, sebuah restoran di Denpasar, Bali, mempunyai konsep unik. Restoran yang beralamat di Jalan Tukad Musi VI Nomor 1 Denpasar itu berkonsep makan dalam kontainer.
Terdapat dua kontainer di Duduk Makan. Satu kontainer pada bagian atas diperuntukkan untuk kantor. Sementara kontainer di bawah dipakai sebagai lokasi memasak dan juga tempat bagi pengunjung. Meski demikian, ada juga tempat bagi pengunjung di luar kontainer.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Owner Duduk Makan, Christ Agustinus (38), menjelaskan kontainer ini dibelinya di Surabaya, Jawa Timur (Jatim). Dua kontainer yang disulap menjadi restoran itu merupakan barang bekas, tetapi masih sangat layak digunakan. Kontainer itu pun dihias sehingga menjadi lebih indah.
"Karena tanah ini sewa, saya pikir kalau pun nanti sudah tidak dilanjut lagi untuk (sewa) tanahnya, saya bisa pindah dengan gampang dan semua ini bisa dilepas gampang," ujar Christ saat dijumpai di lokasi, Minggu (24/8/2025).
Duduk Makan mulai beroperasi pada 2024. Christ membutuhkan waktu sekitar enam bulan untuk dapat menghias kontainer hingga mempersiapkan pembukaan Duduk Makan.
Tak hanya unik dari pemanfaatan kontainer, Christ juga memanfaatkan berbagai material recycle. Sebagai seorang arsitek, Christ dengan mudah mendapatkan material recycle dengan harga yang lebih miring.
"Biasanya orang pakai batu-batu kerikil (untuk di lantai), tetapi saya pakai genteng bekas proyek (yang berupa pecahan). Saya maunya 80% itu semuanya barang recycle," ungkap Christ.
Tak hanya itu, Christ juga memanfaatkan material sisa besi yang dipakai sebagai semacam pembatas dinding pada area luar kontainer. Lalu, pada bagian dalam kontainer, Christ juga mencantumkan berbagai aksesori yang mampu menarik perhatian mata.
Menurut Christ, konsep unik dari Duduk Makan sering kali menarik minat pengunjung. "Rata-rata respons pengunjung yang baru pertama kali ke sini pasti mereka tanyanya seputar di mana beli (kontainer), bagaimana caranya, bisa dipakai untuk buat rumah, dan segala macam pertanyaan," tuturnya.
Pada bagian dalam Duduk Makan mampu menampung maksimal 20 orang dan pada bagian luar sekitar 10-15 orang. Harga makanan dan minuman dibanderol mulai dari Rp 15 ribuan.
Soto Betawi Jadi Favorit
![]() |
Duduk Makan menghadirkan menu Indonesia, khususnya Jakarta. Selama ini, sambung Christ, menu Soto Betawi menjadi favorit dan best seller pengunjung.
Menurut Christ, soto Betawi di Duduk Makan merupakan resep dari ibunya. Berdasarkan testimoni pengunjung, sambung dia, rasa sotonya sangat mirip dengan yang dijual di Jakarta. Sehingga, menu ini pun bisa sebagai obat rindu bagi mereka yang ingin menikmati soto Betawi di Denpasar.
"Kalau pengunjung bilang sotonya ini comfort food. Rasanya nggak terlalu strong banget, tetapi terasa rempahnya," terang Christ.
detikBali pun mencicipi menu soto Betawi sapi campur. Porsi soto ini terbilang cukup besar dan memiliki beragam isi, mulai dari daging sapi, paru, babat, kentang, tomat, daun bawang, bawang goreng hingga dilengkapi jeruk nipis, acar tomat, dan timun. Walhasil, soto ini mengenyangkan.
Kuah soto Betawi di Duduk Makan memiliki tekstur yang cukup kental dan beraroma harum rempah. Ketika dicicipi, kuahnya terasa gurih dan lezat. Potongan daging sapi yang berukuran cukup besar memiliki tekstur lembut sehingga tak sulit untuk menikmatinya.
Harga untuk satu soto Betawi sapi campur di restoran kontainer ini adalah Rp 35 ribu. Harga ini juga berlaku untuk soto Betawi sapi daging dan soto Betawi ayam.
"Kami ada rencana sekitar bulan depan ingin lebih mau memperbanyak dessert, seperti cake karena sekarang kami nggak ada. Banyak juga pengunjung ke sini yang bilang kalau bisa ada cake juga," ungkap Christ.
(iws/iws)