Kedai kopi saat ini menjadi pilihan utama bagi semua kalangan untuk nongkrong bersama kerabat, teman, pasangan, dan keluarga sambil menikmati kopi. Namun, biasanya kedai kopi tak hanya menyediakan menu berbagai macam kopi saja, tetapi ada yang nonkopi seperti teh, cokelat, matcha, dan lainnya.
Salah satu kedai kopi di Denpasar bernama Second Floor menawarkan pilihan aneka kopi dicampur dengan berbagai macam buah. Konsep ini ditujukan bagi pengunjung yang tidak terlalu suka kopi.
Pemilik Second Floor, Adi Suhendra, mengatakan dari hasil risetnya selama lima tahun, kebanyakan pengunjung di kedai kopi yang berkelompok tidak semuanya pesan kopi, melainkan menu nonkopi. Padahal, kata Adi, kadar kafein yang terdapat di dalam minuman nonkopi itu lebih tinggi dibandingkan kopi sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Artinya toleransi kafein di dalam darah temen-temennya saya atau orang di research saya nggak masalah sebenarnya kalau konsumsi kopi," kata Adi saat ditemui di Second Floor, Kesiman, Denpasar, Sabtu (25/1/2025).
Namun, Adi menuturkan bahwa persepsi orang terhadap kopi adalah memiliki kafein dan gula yang tinggi. Oleh karena itu ia mencoba melakukan riset agar kopi dapat dicampur buah-buahan pengganti rasa manis dari gula pasir.
"Terjadilah research development kopi saya mixing dengan buah-buahan sebagai pengganti manis dari gula kimiawi, gula pasir dan lain-lain," jelas Adi.
Dalam risetnya, Adi menciptakan beberapa menu kopi dengan berbagai buah, di menu cold brew kopi ada menu yang bernama Adam campuran kopi arabika dengan bunga mawar, Bolsa campuran kopi dengan buah stroberi. Kemudian, Kintamani' campuran kopi dengan buah jeruk, lalu Tupi campuran kopi dengan buah nanas dan beberapa menu lainnya.
Sedangkan di signature kopi, ada campuran kopi dengan buah jambu biji yang ia namai Black Guava. Kemudian, Mankay campuran dengan buah mangga, Red Queen campuran leci dan stroberi. Ada pula campuran buah alpukat, lemon yang dinamai Juniper dan berbagai buah lainnya seperti kiwi dan rumput laut. Total ada enam menu cold brew kopi dan delapan menu signature.
Adi memastikan semua menunya tidak ada gula kimiawi. Sehingga, cita rasa manis itu tetap ada dari buah tersebut. Dia menjelaskan alasannya memilih buah-buahan karena masyarakat Indonesia sudah terbiasa mengonsumsi buah sejak kecil.
![]() |
Alhasil, semua pengunjung yang ingin mencoba pengalaman minum kopi tapi dengan rasa manis dari buah bisa menjajal di Second Floor. Pensiunan industri telko itu mulanya gemar minum kopi sejak 2000.
Saat dirinya dipindah tugaskan di beberapa daerah, ia kerap mencoba kopi lokal dari daerah tersebut. Muncul lah keinginannya untuk membangun kedai kopi.
"Cuma aku lihat pada saat itu mereka hanya fokus di kopi klasik. Jadi kalau orang datang ke coffee shop konsepnya adalah nongkrong," tutur dia.
Selama riset itu, Adi mengaku cukup detail untuk mencari datanya. Walhasil, dia memutuskan membangun Second Floor dengan pangsa pasar bukan penikmat kopi.
"Targetnya bukan enthusiast kopi atau kopi lovers tapi temannya si enthusiast ini. Jadi kalau datang berenam, empat itu sudah pasti nggak (pesan) kopi. Nah gimana caranya empat orang ini bisa merasakan kopi," jelasnya.
Semua yang ia bangun selama ini berdasarkan riset yang mendalam. Dia tidak ingin membuka kedai kopi hanya sekadar mengikuti arus saja. Adi ingin memiliki ciri khas sendiri dalam bisnisnya.
Adi menjelaskan buah-buahan tersebut difermentasi terlebih dahulu, hingga dapat menciptakan cita rasa dari buah tersebut dan rasa manis alami.
Selain kopinya, Adi juga memperhatikan es yang dia pakai. Ia mengaku menggunakan es yang dia bikin sendiri. Sebab, ketika es mencair di dalam kopi dapat menurunkan kualitas dari racikan kopi itu sendiri.
"Tidak menggunakan alat yang mahal, alat yang sederhana dibikin di boks yang sederhana. Lahir lah es kristal ala second floor dan bertahan bisa satu jam," ungkap dia.
Semua ilmu teknologi yang dia dapatkan dari pekerjaan lama dan sekolahnya hingga menjadi insinyur itu dia terapkan dalam teknologi bisnis kopinya. Semua buah dan kopi dia dapatkan dari penjuru nusantara, tanpa mengambil dari luar negeri.
Saat ini Second Floor sudah ada enam cabang sejak dia bangun pada 2018. Satu cabang di Bali dan lima cabang lainnya di Jakarta.
"Sekarang ini cabang kita di jakarta menuju enam cabang. Nanti bulan April kita buka di second pour coffee di Grand Indonesia," sebut Adi.
Ke depan, dia ingin menambah cabang di beberapa kota seperti Surabaya, Bandung, Medan, Palembang, Semarang, Makassar, dan Manado. Adi ingin memberikan pengalaman bagi orang yang bukan penikmat kopi bisa merasakan kopi dengan cita rasa yang berbeda dan unik.
detikBali sempat menjajal kopi Tupi dan Adam. Saat mencoba menu Tupi paduan rasa kopi dan asam dari nanas sangat lembut dan halus. Sedangkan, menu Adam ada rasa bunga mawar yang manis dan harum saat mencobanya, di tambah suasana kedai kopi yang nyaman dan tenang. Second Floor cocok untuk bekerja dan bersantai bersama kerabat atau pasangan.
Adi juga sempat memberikan testimoni menu yang akan dia luncurkan yakni paduan cokelat, kopi, jahe dan stroberi. Rencananya, menu baru itu akan diluncurkan saat grand opening cabang ketujuhnya di Grand Indonesia, Jakarta.
Sebagai informasi, Second Floor beralamat di Jalan Bypass Ngurah Rai Nomor 86, Kesiman Kertalangu, Denpasar Timur, Kota Denpasar. Buka setiap hari mulai pukul 08.00-17.00 Wita. Untuk membeli satu kopi cukup merogoh kocek Rp 55 ribu-Rp 75 ribu.
(nor/nor)