Menyesap Kopi, Menyelami Musik: Pengalaman Unik di Analogue Listening Space

Menyesap Kopi, Menyelami Musik: Pengalaman Unik di Analogue Listening Space

Rizki Setyo Samudero - detikBali
Minggu, 13 Okt 2024 14:43 WIB
Analogue Listening Space, kedai kopi yang menyajikan koleksi piringan hitam yang bisa didengar para penikmat kopi.
Analogue Listening Space, kedai kopi yang menyajikan koleksi piringan hitam yang bisa didengar para penikmat kopi. (Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali)
Kuta -

Musik telah menjadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari. Baik di ruang publik dengan pengeras suara maupun melalui headphone pribadi, hampir semua orang meresapi irama yang menemani hari mereka. Musik bahkan bisa menjadi cerminan identitas kita. Ada yang menyelaraskannya dengan meneguk kopi di sela-sela kesibukan, menciptakan harmoni sempurna antara rasa dan suara.

Di tengah hiruk pikuk Kuta, tepatnya di Jalan Sunset Road, sebuah tempat unik bernama Analogue Listening Space mengajak pengunjungnya untuk tenggelam dalam alunan musik dari piringan hitam sambil menyeruput kopi hangat. Ruang mendengar ini menjadi surga bagi pecinta musik yang ingin merasakan pengalaman mendengarkan vinyl, mulai dari lagu-lagu Indonesia hingga internasional, dengan berbagai genre yang dapat dipilih.

Denny Natanael Tawas, sang pemilik, membagikan kisah awal terbentuknya kafe unik ini. "Hobi saya mengoleksi vinyl jadi alasan utama. Daripada koleksi ini hanya tersimpan di rumah, saya ingin berbagi dengan teman-teman. Ide listening space ini muncul karena saya ingin menampilkan album-album yang saya kumpulkan," jelasnya saat ditemui detikBali, Senin (7/10/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Denny yang baru membuka kafenya pada Juni lalu, telah mengumpulkan lebih dari 400 keping vinyl selama dua tahun terakhir. Ia menargetkan bisa menambah koleksi hingga mencapai 1.000 vinyl pada Februari mendatang.

"Kami mendapatkan vinyl dari berbagai sumber, baik dari toko lokal di Bali dan Jakarta, maupun dari impor langsung dari AS, Jepang, dan Eropa. Vinyl-vinyl langka kami temukan lewat jaringan internasional," paparnya.

ADVERTISEMENT

Ide Ruang Mendengar dari Asia Timur

Inspirasi Denny datang dari tren yang berkembang di Korea Selatan dan Jepang, dua negara yang terkenal dengan budaya perkafeannya. Di Jepang sendiri, listening space sudah cukup populer, dan Denny membawa konsep serupa ke Bali, lengkap dengan turntable di setiap meja. Pengunjung bebas memilih dan mendengarkan vinyl favorit mereka.

Dengan hanya Rp 80 ribu, pengunjung sudah bisa menikmati satu makanan dan minuman, serta pengalaman mendengarkan vinyl selama satu jam. Namun, bagi mereka yang merasa waktu satu jam tidak cukup untuk menelusuri detail setiap nada, tambahan waktu bisa didapatkan hanya dengan Rp 30 ribu per jam.

Analogue Listening Space, kedai kopi yang menyajikan koleksi piringan hitam yang bisa didengar para penikmat kopi.Analogue Listening Space, kedai kopi yang menyajikan koleksi piringan hitam yang bisa didengar para penikmat kopi. Foto: Rizki Setyo Samudero/detikBali

Mengapa Vinyl?

Menurut Denny, ada perbedaan besar antara mendengarkan musik melalui piringan hitam dan platform streaming digital. Dari segi kualitas suara, vinyl berada di peringkat teratas dibandingkan dengan kaset atau format digital.

"Detail suaranya terasa lebih nyata. Bagi penggemar audio sejati, perbedaan ini sangat jelas, terutama jika didengarkan melalui speaker atau headphone berkualitas," tambahnya.

Vinyl juga menawarkan pengalaman berbeda, di mana pendengar diajak untuk mendengarkan seluruh album tanpa melewatkan satu lagu pun.

"Tidak ada opsi skip. Kita belajar menikmati musik secara utuh, menyelami setiap lagu dari karya seorang musisi," ungkapnya.

"Sambil minum kopi, kita bisa benar-benar terhubung dengan musik," imbuhnya.

detikBali pun berkesempatan mendengarkan salah satu karya musisi Indonesia dari vinyl Hindia - Menari Dalam Bayangan. Kualitas suaranya yang jernih dan hangat benar-benar menghadirkan sensasi yang berbeda dibandingkan dengan platform streaming. Namun, tentu saja kualitas perangkat audio yang digunakan turut mempengaruhi pengalaman tersebut.




(dpw/dpw)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads