Brem adalah jenis minuman beralkohol tradisional Desa Adat Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat (NTB). Minuman yang kerap dikonsumsi masyarakat Adat Bayan ini dulunya dianggap sebagai jamu untuk menghangatkan badan.
Sebelum diperjualbelikan seperti saat ini, minuman brem awalnya dikonsumsi masyarakat yang bermukim di bawah kaki Gunung Rinjani kala musim dingin tiba.
"Brem itu sebenarnya adalah jamu. Brem dianggap alkohol di Kecamatan Bayan itu mungkin 20 tahun terakhir ini. Sebelumnya brem itu disebut jamu karena pola konsumsi brem itu ada takarannya," kata Tokoh masyarakat adat Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Raden Sawinggih, Kamis (19/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Minuman brem dibuat dari fermentasi beras ketan putih dan hitam. Minuman ini sebagai penghangat badan bagi kaum laki-laki yang bekerja sebagai petani. Bahkan cara pembuatannya mirip dengan poteng (beras ketan) yang difermentasi.
"Brem itu untuk penghangat badan bagi laki-laki yang bekerja di sawah. Apalagi waktu musim hujan itu dingin bisa dikatakan wajib (minum) brem itu di sini," kata Sawinggih.
Minuman brem yang mulai diperjualbelikan ini juga memiliki manfaat bagi perempuan. Yakni berkhasiat melancarkan haid.
Cita Rasa Brem Tergantung Pada 5 Faktor
![]() |
Cita rasa brem khas Bayan dapat dipengaruhi oleh lima faktor. Di antaranya kualitas air, kualitas beras ketan, suhu ruangan (lokasi fermentasi), kadar campuran tape, hingga waktu pembuatan brem. Faktor tersebut sangat mempengaruhi cita rasa brem ketika diminum.
"Kalau dibuat pada musim pohon asam berbuah itu pasti kecut, susah menghasilkan brem yang manis. Paling cocok dibuat ketika musim peralihan hujan ke kemarau," ujar Sawinggih.
Sawinggih menegaskan brem menjadi minuman tradisional adat Bayan untuk tidak dikaitkan dengan persoalan budaya dan agama. Pembuatan brem di tengah masyarakat awalnya bersifat personal
"Itu sifatnya personal. Itu murni untuk penghangat karena letak geografis masyarakat adat. Kami agraris dan berada di bawah kaki Gunung Rinjani. Jadi jangan dikaitkan dengan adat dan agama," tegasnya.
Khasiat Brem Diteliti
Sawinggih menuturkan khasiat brem Bayan sedang diteliti oleh pihak yang berwenang. Hasil dari penelitian itu masyarakat bisa mengetahui brem termasuk minuman yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh atau tidak.
"Ini sedang diteliti khasiat dan kandungannya. Benar tidak bisa memperlancar peredaran darah haid untuk perempuan. Benar tidak bisa menambah kebugaran tubuh laki-laki," katanya.
Namun sayangnya, Sawinggih berujar, minuman brem kini dikonsumsi hanya untuk mencari kesenangan hingga mabuk-mabukan. Tidak lagi dimanfaatkan sebagai pengobatan dan penghangat badan.
"Kalau minum berlebihan itu bisa punyah (mabuk) yang menghasilkan perilaku buruk. Inilah pola konsumsi yang salah," ujarnya.
(nor/nor)