Jajan cerorot dan tekor menjadi menu berbuka puasa favorit bagi warga di Kampung Gelgel, Klungkung, Bali. Jajanan tradisional tersebut mulai dijajakan oleh para pedagang takjil dadakan di wilayah tersebut sejak pukul 16.00 Wita.
Anisa, salah satu pedagang takjil di Gelgel, menuturkan cerorot merupakan jajan yang terbuat dari tepung beras yang dicampur gula merah. Cerorot dibungkus dengan daun kelapa muda berbentuk kerucut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sedangkan jajan tekor, seperti namanya, dibungkus daun pisang membentuk tekor atau kotak segi empat mirip jajan apem aneka rasa. Ada durian, nangka, dan original," kata Anisa, Selasa (19/3/2024).
Menurut Anisa, kedua jajan tradisional itu laris karena rasanya yang enak dan manis. Selain itu, cerorot dan tekor saat ini juga mulai jarang ditemui di pasaran. Oleh karena itulah, Anisa melanjutkan, jajanan yang dijual seharga Rp 1.000 per biji itu menjadi menu spesial untuk berbuka puasa.
![]() |
Dalam sehari, Anisa mengaku bisa menjual hingga 200 biji cerorot dan 150 biji jajan tekor. Tak hanya Anisa, pedagang takjil lainnya di wilayah tersebut juga menjual dua jenis jajan tradisional itu.
Selain cerorot dan tekor, Anisa juga menjual lauk pauk dengan harga mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 15 ribu per paket. Jajanan maupun lauk pauk untuk menu berbuka puasa itu dia dapatkan dari pengepul. Anisa mengakui omzet jualannya saat bulan Ramadan mencapai Rp 5 juta per hari.
"Pembelinya tidak saja warga Muslim, banyak non-Muslim yang sengaja datang membeli takjil. Ada yang bahkan datang pas saya belum buka dan saat ramai sekitar pukul 17.00 Wita," imbuhnya.
Salah satu warga asal Sampalan, Putu Nia, mengaku sengaja datang ke Kampung Gelgel hanya untuk membeli takjil. Perempuan berusia 22 tahun itu menyebut banyak jajanan langka yang dia temukan justru saat bulan Ramadan. "Makanannya banyak, enak-enak, dan adanya setahun sekali saja," tutur Nia.
(iws/iws)