Masyarakat Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), memiliki aneka olahan sambal yang dihidangkan saat menyantap nasi dan lauk. Salah satu sambal khas Bima yang populer adalah mangge tutu.
Mangge tutu sendiri berasal dari bahasa lokal Bima. Kata 'mangge' berarti asam dan 'tutu' yang berarti tumbuk. Selain di Bima, mangge tutu juga cukup populer di Kabupaten Dompu.
"Mangge tutu bisa juga dijadikan sambal untuk lalapan. Dihidangkan bersama timun atau terong lalapan," kata Anna Faturahman, salah pembuat mangge tutu di Bima, Minggu (7/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti namanya, sambal ini memiliki rasa yang asam sehingga kerap bikin ngiler. Umumnya, mangge tutu menjadi hidangan pengganti lauk bagi para petani yang berladang di gunung.
Selain itu, bahan-bahannya untuk membuat mangge tutu juga mudah didapat. Seperti asam muda bima, bawang merah, cabe rawit, daun jintan atau daun kemangi, garam, dan penyedap rasa secukupnya.
![]() |
detikBali berkesempatan melihat proses pembuatan mangge tutu hingga mencicipinya bersama ikan laut bakar dan sayur bening kelor. Perpaduan rasa sambal yang asam dengan ikan laut yang gurih bikin nagih dan ngiler.
Proses pembuatan mangge tutu tidaklah rumit. Ditumbuknya juga masih dengan cara-cara tradisional, yakni diulek sampai halus menggunakan cobek atau batu lesung.
Dimulai dengan mencuci bersih asam muda bima lalu ditumbuk sampai halus. Agar tidak hitam pekat, asam ditumbuk bersamaan dengan garam secukupnya.
Setelah halus, giliran cabai rawit, bawang merah, dan penyedap rasa secukupnya. Setelah itu, tuangkan beberapa lembar daun jintan atau diganti dengan daun kemangi. Mangge tutu pun jadi dan siap untuk disantap.
(iws/iws)