Mencoba masakan nasi padang di Kota Denpasar, Bali kini tak lagi harus makan mewah di restoran. Pasalnya, nasi padang kini telah hadir dengan konsep kaki lima yang dijual menggunakan gerobak.
Salah satu pedagang masakan nasi padang berkonsep kaki lima yang laris manis dapat dijumpai di depan rumah toko (ruko) di Jalan Gunung Agung Nomor 6, Kota Denpasar. Tak sulit untuk menjumpai nasi padang kaki lima ini karena lokasinya berada di dekat perempatan dan Bank Danamon.
Nasi Padang yang dijual oleh pria bernama Umar Kholik (30) ini cukup laris. Pembeli terus berdatangan silih berganti ketika detikBali tiba di sana sekitar pukul 17.00 Wita, pada Minggu (4/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Umar pun mengakui dan bersyukur bahwa jualannya dengan brand 'Rumah Makan Nasi Padang Sari Baru' itu bisa laris. Terlebih ketika sudah waktunya makan malam, dagangannya sering diserbu oleh pembeli.
"Apalagi kalau malam ibu saya yang jaga, waktu ini sampai ngatre ke belakang. Ya jam setengah 7 sampai malam itu dah mulai start (mulai orang beli)," tutur Umar.
![]() |
Menurut Umar, hampir semua menu yang dijual olehnya laris. Beberapa yang menjadi best seller di antaranya seperti ayam balado, rendang dan kikil.
"Ya semua sih (laris), tergantung selera orang juga. Kadang-kadang ayam baladonya laris, kadang-kadang ayam gorengnya laris, kita enggak tahu selera orang," ungkapnya.
Untuk Anda yang ingin menikmati masakan nasi padang kaki lima ala 'Rumah Makan Nasi Padang Sari Baru', tak usah takut merogoh kocek yang dalam. Sebab menurut Umar, makan di tempatnya itu bisa didapat dengan harga mulai Rp 10 ribu.
"Kalau paling murah di sini nasi, sayur, sambel, bumbu rendang kuah, sama perkedel. Itu Rp 10 ribu. Jadi yang porsinya Rp 10 ribu itu berkedel, telor dadar, tempe, tahu sama terong. (Menu) itu dipilih salah satu. Jadi kalau (dipilih) dua (harganya) Rp 15 (ribu). Kalau kayak ayam, rendang, paru itu Rp 17 ribuan," tuturnya.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya.
Dirintis Sang Ayah
Umar menuturkan, dirinya bisa berjualan nasi padang ala kaki lima sejak Juli 2019 lalu. Jualan nasi padang ini dirintis oleh ayahnya yang telah berpengalaman kurang lebih selama 30 tahun bekerja di restoran masakan padang.
"Bapak kan dari dulu emang kerjanya masak di restoran padang, ikut sama orang. Mungkin sudah lama, mungkin sudah capek, jadinya berhenti (alias) resign. Jadi dia jualan sendiri," tuturnya.
Ayah dari Umar awalnya berjualan di Jalan Raya Sesetan, Kota Denpasar. Setelah itu, jualan nasi padang kaki lima ini kemudian dipindah ke Jalan Gunung Agung. Sebab, lokasi tersebut dekat dengan tempat tinggal dari Umar yang sudah ditempati selama 12 tahun.
Menurut Umar, ayahnya dulu tidak berjualan di Jalan Gunung Agung karena lokasi tersebut lumayan sepi. Setelah lokasi tersebut mulai ramai, barulah Umar mulai berjualan di sana.
"Soalnya dulu kan jalannya sepi kan mas, jalannya kan sepi ini, belum ramai seperti ini, dagangan juga enggak begitu banyak. Jadinya (enggak) kepikiran untuk jualan (di sini)," jelasnya.
"Semenjak ada satu-dua yang jualan di sini, lho kok rame ya. Jadi dilihat peluang, (jadi) coba dah jualan. Di (Jalan Raya Sesetan) sana berhenti, lagi beberapa bulannya sambil ngumpulin modal juga, langsung jualan buka, ya alhamdulillah sampai sekarang," sambungnya.
Kini Umar terus berjualan di lokasi tersebut. Ia mulai membuka jualan nasi padang kaki lima mulai pukul 14.00 Wita hingga malam hari. Umar mengaku menyasar semua golongan konsumen saat berjualan.
"Semua kalangan sih mas (saya sasar), kalau dari bapak sih saya bilangnya gini, 'yang penting itu masakannya enak dulu, untuk masalah harga kan nanti bisa disesuaikan'. Yang penting semua bisa masuk, semua bisa ngerasain bagaimana masakan padang itu sebenarnya," paparnya.
"Setahu saya ya, kalau yang restoran-restoran itu kan agak lumayan mahal. Jadinya bapak buatnya juga yang sesuai. Bisa masuk sama yang kalangan menengah ke bawah, menengah bisa, paling atas pun juga bisa," terang Umar.