Jembrana sebagai salah satu daerah penghasil ikan terbesar di Bali, memiliki banyak makanan hasil lahan berbahan dasar ikan. Di antaranya olahan ikan Bedetan Perancak yang menggugah selera. Bahkan kini pemasarannya hingga luar Bali.
Bedetan ini merupakan ikan yang dikeringkan, bukan ikan asin. Warga Bali, khususnya Jembrana menyebut bedetan atau ada juga yang menyebut pedetan. Hasil olahan ikan menjadi salah satu oleh-oleh khas Jembrana.
"Iya jadi oleh-oleh khas Jembrana. Di tahun 2020 lalu pengesahan sudah dari desa," kata Ni Wayan Muliarni (52), pembuat Bedetan Perancak saat ditemui detikBali di rumahnya, Desa Perancak, Kecamatan/Kebupaten Jembrana Bali, Sabtu (10/9/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muliarni menuturkan, sejak puluhan tahun sudah membuat makanan berbahan dasar ikan lemuru ini. Bahkan, awal menjual dari pesanan beberapa teman dan tetangga hingga di bawa ke pasar umum negara. "Anak masih kecil-kecil, saya sudah buat bedetan ini. Pertama kali dagang pindang yang sering ambil di sini, terus lama-kelamaan banyak yang pesan," ujarnya.
Bedetan ini, lanjutnya, kalau dulu itu namanya sudan. Hampir sama dengan bedetan, bedanya, olahan sudan ini satu ekor utuh berisi kepala ikan. Sedangkan bedetan tanpa kepala ikan dibuat bentuk pipih seperti kripik. "Kalau dulu sudan, sama pindang saya buat. Produksi pertama kali dijual di pasar. Kadang-kadang ada eceran ke sini ngambil," kata ibu dua anak ini.
Saat ini, kata Muliarni, sudah mulai memasarkan ke pasar modern, seperti toko dan minimarket. Dengan dikemas modern dan higienis, ikan kering ini bisa dinikmati dengan hanya menggoreng cukup dua menit saja. "Kalau sekarang sudah banyak di luar Jembrana yang pesan. Ada yang pesan di sini, tapi dikirim ke Labuan Bajo," ucapnya.
(hsa/hsa)