Mencicipi Kue Bendu, Jajanan Tradisional Khas Jembrana Bali

Mencicipi Kue Bendu, Jajanan Tradisional Khas Jembrana Bali

I Ketut Suardika - detikBali
Sabtu, 23 Jul 2022 05:06 WIB
Dayu Ketut Notri, warga Banjar Petanahan, Desa Batu Agung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana Bali, ditemani suami saat membuat kue bendu jajanan khas Jembarana, Jumat (22/7/2022).
Dayu Ketut Notri, warga Banjar Petanahan, Desa Batu Agung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana Bali, ditemani suami saat membuat kue bendu jajanan khas Jembarana, Jumat (22/7/2022). (Foto: I Ketut Suardika/detikBali)
Jembrana -

Kue bendu atau dalam Bahasa Bali disebut jaja bendu, merupakan salah satu kue tradisional khas Jembrana. Jaja bendu biasanya sering ditemui saat ada hajatan seperti pernikahan dan upacara adat lainnya.

Salah satu pembuat kue bendu di Jembrana adalah Dayu Ketut Notri (68). Warga Banjar Petanahan, Desa Batu Agung, Kecamatan/Kabupaten Jembrana itu telah menjadi pembuat jajanan tradisional sejak 20 tahun silam.

"Dumun, krama istri niki ngayah banjar bawa bendu (Dulu para ibu-ibu, diwajibkan membawa kue bendu saat ada hajatan)," kata Notri saat ditemui detikBali di rumahnya, Jumat (22/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Notri menjelaskan, bahan yang dibutuhkan untuk olahan kue bendu antara lain tepung ketan, gula merah dan gula pasir, kelapa dan daun pisang untuk pembungkusnya.

Pertama-tama, tepung diaduk bersamaan dengan air untuk dijadikan adonan bendu. Takaran bahan harus pas. "Kalau dulu saya masih buat tepung sendiri dari ketan. Prosesnya lebih lama. Terlalu banyak air jelek, kalau sedikit air jelek juga gesar (hancur)," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Setelah itu, adonan dicetak di atas wajan yang dipanaskan. Namun sebelum itu, lanjut Notri, proses pembuatan unti (gula Bali) tidak kalah sulit. Dari buah kelapa yang di parut isinya, kemudian dicampur dengan gula aren dan gula pasir.

"Gula direbus dulu dengan air hingga sedikit kental, kemudian baru dicampur dengan parutan kelapa. Diaduk merata sampai menyatu dengan parutan kelapa," kata perempuan yang sudah memiliki 5 orang cucu ini.

Setelah itu, proses pembuatan kue bendu selanjutnya adalah menggulung adonan menggunakan daun pisang seperti membuat dadar gulung. Selain terlihat lebih rapi, aroma daun pisang membuat kue bendu terasa lebih nikmat.

Notri mengatakan, saat ini banyak yang membuat kue bendu dengan berbagai inovasi, baik dari warna hingga varian rasa. Hanya saja, daya tahan kue bendu tidak tahan lama, yakni bertahan hanya satu hari.

Kue bendu banyak dijual di pasar tradisional dengan harga murah meriah: Rp 1.000 per biji! Kue bendu yang manis ini sangat cocok dihidangkan saat hendak menyeruput kopi.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads