Hasil Autopsi Intel Polisi Brigadir Esco: Ada Tanda Kekerasan di Leher

Hasil Autopsi Intel Polisi Brigadir Esco: Ada Tanda Kekerasan di Leher

Abdurrasyid Efendi - detikBali
Selasa, 26 Agu 2025 13:23 WIB
Intel Polsek Sekotong, Lombok Barat, Brigadir Esco Faska Rely, yang ditemukan tewas membusuk dengan leher terikat tali.
Intel Polsek Sekotong, Lombok Barat, Brigadir Esco Faska Rely. Foto: dok. Polres Lombok Barat
Bima -

Autopsi jasad Brigadir Esco Faska Rely telah selesai dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya tanda kekerasan terhadap anggota Intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat (Lobar), Nusa Tenggara Barat (NTB), tersebut.

"Ada tanda kekerasan," ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda NTB Kombes Syarif Hidayat, Selasa (26/8/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Brigadir Esco sebelumnya ditemukan tewas mengenaskan dengan kondisi tubuh telah membusuk dan leher terikat tali nilon. Tanda kekerasan yang ditemukan terletak pada bagian leher korban.

"Pada leher korban," imbuh Syarif.

ADVERTISEMENT

Adanya tanda kekerasan terhadap Brigadir Esco tidak hanya ditemukan setelah dilakukan autopsi. Melainkan juga saat dilakukan visum yang menunjukkan luka bagian tubuh korban.

"Ada luka benda tumpulnya," katanya.

Brigadir Esco tewas diduga menjadi korban pembunuhan. Kendati demikian, polisi masih melakukan penyelidikan dalam kasus tersebut.

Ditreskrimum Polda NTB dan Polres Lobar telah melakukan rapat untuk proses penanganan lebih lanjut. Dalam rapat itu, disepakati kasus tewasnya Brigadir Esco yang diduga dibunuh tersebut diusut secara bersama.

"Ditangani gabungan (antara Polres Lobar dan Ditreskrimum Polda NTB)," ungkap Syarif.

Sebelumnya, warga Dusun Nyiur Lembang digegerkan dengan penemuan mayat Brigadir Esco pada Minggu siang (24/8/2025). Jasad ditemukan dalam kondisi membusuk, muka rusak, dan terlentang di bawah pohon dengan leher terikat tali.

Berdasarkan keterangan saksi, mayat Brigadir Esco pertama kali ditemukan warga bernama Siun sekitar pukul 11.30 Wita. Siun merupakan mertua Brigadir Esco. Saat itu, ia tengah mencari ayam peliharaannya di bukit belakang rumah.

"Tiba-tiba ia menemukan mayat pria yang sudah terlentang di bawah pohon dengan kondisi leher terikat tali, muka rusak, dan tubuh menghitam," ungkap Kapolres. Penemuan itu kemudian dilaporkan ke polisi.

Menurut Siun, anak bungsu Esco kerap bertanya sejak ayahnya tak ada kabar. Siun mengaku tidak tega dan sangat sedih ketika anak kedua dari Brigadir Esco itu kerap menanyakan keberadaan ayahnya itu.

"Sedih saya kalau anaknya yang paling kecil nanyain, 'mana Bapak?, saya sayang sama Bapak,' itu katanya," tutur Siun saat ditemui di rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Gerung, Lombok Barat, Senin.

Menurut Siun, Esco dikabarkan hilang sejak Selasa (19/8/2025). "Saya bersama istrinya juga sempat mencari keberadaannya (Brigadir Esco), sampai kami sempat pakai dukun, tapi tetap nggak ketemu," ungkap Siun.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads