Anak baru gede (ABG) berusia 14 tahun asal Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi korban penyekapan dan pemerkosaan oleh tiga pemuda kenalannya di Instagram. Kronologi kekerasan seksual yang dialami korban terungkap setelah Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polresta Mataram memeriksa ABG tersebut.
"Ketiga terduga ini (BA, WD dan MII) masih di bawah umur, usinya 17 tahun, masih pelajar," terang Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (Kanit PPA) Satreskrim Polresta Mataram, Iptu Eko Ari Prastya, Senin (2/6/2025).
Berikut fakta-fakta ABG 14 tahun disekap dan diperkosa tiga pemuda.
Awal Penyekapan
Kasus dugaan penyekapan dan persetubuhan ini bermula dari Jumat (23/5/2025) malam. Korban kala itu dijemput oleh kenalannya berinisial FJ, yang dikenal sebulan sebelumnya melalui Instagram. Korban diajak menginap oleh FJ di rumah temannya.
"Ternyata korban ini sudah menyiapkan pakaian dari rumah sebanyak tiga pasang. Memang sudah ada niat korban ini mau kabur dari rumah untuk menginap di rumah temannya (FJ)," terang Eko.
FJ tidak sendirian kala menjemput korban, melainkan bersama BA. Korban dibawa ke Pantai Selingkuh. Tak berselang lama, WD dan MII kemudian menyusul ke pantai yang berada di Kelurahan Tanjung Karang, Kecamatan Sekarbela, Mataram, itu.
Mereka berlima, yakni korban, FJ, WD, BA, dan MII duduk bersama di Pantai Selingkuh. Tak lama kemudian, mereka berpindah ke rumah WD. Saat berada di sana, korban sempat ingin pulang, tetapi ditahan oleh FJ dan memintanya untuk tetap menginap.
Korban Disetubuhi Berkali-kali
Korban akhirnya menginap di rumah WD. Persetubuhan mulai terjadi pada Sabtu (24/5/2025) pagi. Korban pertama kali disetubuhi oleh BA.
"Pengakuan korban, sebanyak dua kali (disetubuhi oleh BA) pada tanggal 24/5/2025 pagi hari," kata Eko.
Tak sampai di sana, WD kembali menyetubuhi korban pada sore harinya. Tidak sendirian, WD menyetubuhi korban bersama MII. Korban awalnya disetubuhi secara bergantian. Kemudian, dilakukan secara bersamaan.
"Pengakuan korban, WD sama MII melakukan sore harinya. Awalnya sendiri-sendiri, selanjutnya bersamaan, saling tonton. Jadi, mereka saling tonton, saling melihat saat melakukan (menyetubuhi korban)," ujar Eko.
Diberi Makan dan Tidak Mendapat Kekerasan Fisik
Pengakuan korban, lanjut Eko, selama disembunyikan di kamar WD, dia diberikan makan dan sebagainya. Korban tidak mendapatkan kekerasan fisik selama di sana.
"Memang tidak ada pengakuan dari korban ini (mendapat) kekerasan, tidak ada. Kalau bujuk rayu memang iya. Kalau dikatakan sekap tidak karena ada kebebasan. Yang bersangkutan (korban) sendiri tidak dikekang atau apa. Tidak disekap," lanjut Eko.
Fakta lain klik halaman berikutnya
Simak Video "Video: Lansia Hamili ABG di Cakung, Pelaku Sempat Kabur ke Kandang Ayam"
(nor/nor)