Warga Kampung Mbore, Desa Tondong Belang, Kecamatan Mbeliling, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), berinisial AH (28) membuang bayi yang baru dilahirkan dari hasil hubungan gelap dengan lelaki yang belum terungkap identitasnya.
Janda dua anak yang ditinggal mati suaminya dua tahun lalu itu awalnya melahirkan di dekat mata air Wae Wajak, tempat pemandian umum warga Kampung Mbore. Bayi laki-laki yang dilahirkannya itu kemudian dibuang di sana. Bayi itu pada akhirnya meninggal. AH telah ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka.
"Lokasi pembuangan bayi itu berjarak 200 meter dari rumah pelaku dan berada di tengah hutan yang jarang dilewati warga sekitar," kata Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, AKP Lufthi Darmawan Aditya, Rabu (26/3/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AH tinggal bersama orang tuanya di Kampung Mbore. AH melahirkan dan membuang bayinya di pemandian Wae Wajak pada Minggu, 23 Februari 2025 sekitar jam 04.30 Wita. Ia ditangkap pada 23 Maret 2025.
Lufthi mengatakan kejahatan ini luput dari perhatian kepolisian karena pihak keluarga sempat mendiamkan kasus ini. Kasus ini terungkap setelah polisi menerima informasi dari masyarakat soal kejadian pembuangan bayi oleh ibu kandung.
"Ada laporan dari warga, kami langsung datang menemui pelaku yang tinggal bersama kedua orang tuanya di Kampung Mbore. Pelaku sudah kami amankan," kata Lufthi.
AH kembali ke rumah seusai membuang bayinya. Ia mengalami pendarahan setibanya di rumah. Dari sinilah kasus pembuangan bayi ini mulai terungkap.
AH yang mengalami pendarahan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Komodo di Labuan Bajo, Manggarai Barat. AH kepada tenaga kesehatan (nakes) mengaku pendarahan karena menstruasi. Setelah diperiksa, pendarahan itu ternyata akibat baru melahirkan.
"Merasa janggal, tim medis kemudian menanyakan perihal keberadaan bayi yang dilahirkan," ujar Lufthi.
AH awalnya menolak memberikan jawaban atas pertanyaan nakes. Keesokan harinya barulah AH mengakui semua perbuatannya. Ayah AH di Kampung Mbore kemudian diminta untuk mengecek keberadaan bayi di dekat tempat pemandian umum, tempat AH membuangnya.
Bayi itu ditemukan masih hidup, tetapi kondisinya kritis. Bayi malang itu kemudian dibawa ke RSUD Komodo untuk perawatan lebih lanjut. Namun, nyawanya tak tertolong. Bayi tersebut telah dikuburkan di kampung Mbore sehari setelah meninggal.
"Bayi itu akhirnya meninggal dunia setelah lima jam dirawat di rumah sakit. Jenazah korban kemudian dikuburkan pihak keluarga," jelas Lufthi.
(hsa/gsp)