Usut Pembuang Bayi di Tempat Sampah, Polisi Periksa 3 Saksi

Sumbawa Barat

Usut Pembuang Bayi di Tempat Sampah, Polisi Periksa 3 Saksi

Rafiin - detikBali
Selasa, 12 Nov 2024 10:51 WIB
Ilustrasi penemuan mayat bayi (Dok detikcom)
Foto: Ilustrasi penemuan mayat bayi (Dok detikcom)
Bima -

Kasus penemuan jasad bayi perempuan pada tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Putih, Kabupaten Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat, (NTB) tengah diusut. Polisi telah memeriksa dan meminta keterangan tiga saksi.

"Kasusnya sedang diselidiki," ungkap Kasat Reskrim Polres Sumbawa Barat, Iptu Kadek Suadaya Atmaja dikonfirmasi detikBali, Selasa, (12/11/2024).

Namun, dia tidak membeberkan lebih jauh hasil tahapan penyelidikan yang tengah berjalan saat ini. Menurut Kadek, kasus itu akan menjadi atensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Nanti akan kami sampaikan perkembangan selanjutnya," terang Kadek.

Dia menegaskan dalam menyelediki kasus itu, polisi sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Termasuk juga memanggil dan meminta keterangan tiga orang.

ADVERTISEMENT

"Hal ini bertujuan untuk mengetahui orang tua dan pembuang bayi tersebut," tegas Kadek.

Diberitakan sebelumnya, penemuan jasad bayi menggegerkan warga Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), NTB. Mayat bayi perempuan itu ditemukan pada tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Batu Putih pada Senin (11/11/2024).

"Penemuan jasad bayi sekitar pukul 10.00 Wita tadi," kata Kepala DLH Kabupaten Sumbawa Barat Mars Anugerainsyah saat dikonfirmasi detikBali, Senin sore.

Mars menuturkan jasad bayi tersebut pertama kali ditemukan pemulung yang sedang memungut sampah di TPA tersebut. Kondisi jasad bayi itu masih memiliki tali pusar.

Awalnya, Mars berujar, petugas DLH mengangkut sampah dari rumah warga di Kelurahan Sampir, Kecamatan Taliwang. Sampah-sampah itu dimasukkan ke dalam truk untuk selanjutnya dibuang ke TPA Batu Putih.

"Sesuai kebiasaan, sampah-sampah yang diisi dalam kantong plastik, dus, dan karung ini tidak diperiksa. Petugas langsung angkut ke dalam truk sampah untuk dibuang ke TPA," ujar Mars.

TPA Batu Putih berjarak sekitar 8 kilometer dari Kelurahan Sampir. Biasanya, dia melanjutkan, sudah banyak pemulung yang menunggu truk DLH yang membuang sampah di TPA tersebut.

"Di tengah tumpukan sampah yang diturunkan, seorang pemulung melihat plastik putih sudah sobek berisi mayat bayi yang sudah meninggal. Hal ini membuat para pemulung lainnya berteriak kaget," ujar Mars.




(hsa/gsp)

Hide Ads