Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf buka suara terkait rombongan kiai NU dan Banser PCNU Kawarang, Jawa Barat, yang dikeroyok. Gus Yahya meminta Ansor dan Banser menahan diri agar tak terprovokasi.
"Kami sudah mendapatkan gambaran tentang persoalannya dan perkembangan kasusnya," kata Gus Yahya, dikutip dari detikJatim, Selasa (13/8/2024).
"Kami tahu kemarin ada penyerangan pada satu pengajian NU. Dan sejak kemarin sudah kami instruksikan kepada teman-teman di Jawa Barat dan Karawang khususnya untuk menempuh jalur hukum mengenai soal ini," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun aksi pengeroyokan kiai, santri, dan anggota Banser NU ini terjadi di Karawang, Sabtu (10/8/2024). Mereka dikeroyok oleh sejumlah orang tak dikenal.
Gus Yahya meminta aparat penegak hukum untuk mengusut seterang-terangnya terkait kasus pengeroyokan tersebut. Selain itu, Gus Yahya menginstruksikan agar jajaran Ansor-Banser di Karawang tidak melakukan tindakan balasan terkait pemukulan tersebut.
"Saya sebagai Ketum PBNU menginstruksikan kepada seluruh jajaran NU dan kepada khususnya jajaran GP Ansor dan Banser untuk menahan diri dan mempercayakan sepenuhnya penanganan masalah ini kepada pihak kepolisian. Tidak boleh bertindak sendiri-sendiri, tidak boleh bereaksi apapun, semua harus disiplin untuk taat kepada hukum," tegas Gus Yahya.
"Begitu juga kepada warga NU pada umumnya saya mengimbau agar juga melakukan cooling down terhadap permasalahan ini," tambahnya.
Menurut Gus Yahya, memang ada kelompok yang berseberangan dengan NU. Tapi, ia meminta perbedaan bukan dijadikan alat untuk saling melakukan tindakan negatif.
Gus Yahya juga meminta kepada warga NU tidak mengeluarkan pernyataan yang semakin memperkeruh suasana.
"Dan tidak melanjutkan artikulasi-artikulasi yang saling memanasi, saling mencemooh, apalagi saling mencaci maki di antara sesama warga NU, apapun masalahnya," tegasnya.
Artikel ini telah tayang di detikJatim. Baca selengkapnya di sini!
(dpw/gsp)