Menanti Hasil Autopsi Jenazah Eks Bupati Jembrana-Istri yang Tewas di Denpasar

Round Up

Menanti Hasil Autopsi Jenazah Eks Bupati Jembrana-Istri yang Tewas di Denpasar

Tim detikBali - detikBali
Sabtu, 10 Agu 2024 08:25 WIB
Suasana rumah mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana di Jalan Gurita IV Nomor 6, Kelurahan Sesetan, Denpasar, Bali, Jumat (9/8/2024). (Foto: Aryo Mahendro/detikBali)
Foto: Suasana rumah mantan Bupati Jembrana Ida Bagus Ardana di Jalan Gurita IV Nomor 6, Kelurahan Sesetan, Denpasar, Bali, Jumat (9/8/2024). (Foto: Aryo Mahendro/detikBali)
Denpasar -

Mantan Bupati Jembrana, Ida Bagus Ardana, dan istrinya, Ayu Sri Wulan Trisna, ditemukan tewas di sebuah rumah Jalan Gurita IV Nomor 6, Kelurahan Sesetan, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2024) malam. Bupati Jembrana periode 1980-1990 itu ditemukan tewas di dapur, sedangkan istrinya terkunci di kamar.

Jenazah Ardana dan istrinya diautopsi di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Prof Ngoerah Denpasar, Jumat (9/8/2024) malam. Autopsi itu merupakan permintaan dari penyidik dan pihak keluarga.

"Setelah kami analisis TKP, wawancara keluarga, dan penjelasan tentang autopsi, kami akan coba untuk menguak kasus ini," kata Dokter Forensik Medico Legal RSUP Prof Ngoerah Denpasar Henky, Jumat (9/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jenazah Sudah Membusuk

Henky mengungkapkan kedua jenazah dibawa ke RSUP Prof Ngoerah Denpasar pada Kamis malam setelah suami dan istri itu ditemukan tak bernyawa di rumahnya. Ia memperkirakan keduanya meninggal sekitar tiga atau empat hari sebelum dibawa ke rumah sakit.

"Kondisi jenazah sudah membusuk," kata Henky.

ADVERTISEMENT

Hasil Autopsi Bisa Tak Memuaskan

Henky mengatakan telah menjelaskan kepada pihak keluarga terkait hasil autopsi yang bisa saja tidak memuaskan. Dalam sejumlah kasus, dia menuturkan, kondisi jenazah yang telah membusuk kerap menyulitkan pengungkapan penyebab kematian seseorang.

"Ini karena kondisi jenazah sudah membusuk. Artinya, tidak mungkin kami bisa mendapatkan informasi sama seperti pada saat jenazah masih segar," imbuhnya.

Menurut Henky, perlakuan forensik terhadap jenazah yang kondisinya sudah membusuk berbeda dengan penggalian informasi pada jenazah yang masih segar. "Sehingga yang bisa kami temukan adalah tanda-tanda kekerasan yang nyata," imbuhnya.

Henky menjelaskan autopsi bertujuan untuk menemukan ada atau tidaknya tanda kekerasan pada kedua jenazah. Selain itu, autopsi dilakukan untuk menemukan riwayat penyakit hingga ada tidaknya racun pada jenazah Ardana dan istri.

"Kami diberikan waktu berdasarkan peraturan perundang-undangan, yaitu delapan minggu untuk menerbitkan hasil laporan autopsi tersebut," jelasnya.

"Nanti setelah hasilnya keluar baru kami akan rilis sepenuhnya supaya informasinya tidak setengah-setengah," imbuhnya.

Polisi Kembali Datangi TKP

Sementara itu, polisi juga masih berupaya menyelidiki kasus kematian Ardana dan istrinya. Polisi kembali mendatangi rumah tempat ditemukannya kedua jenazah pada Jumat siang.

Pantauan detikBali, sejumlah kerabat juga mendatangi rumah Ardana dan istrinya di Sesetan, Denpasar, sejak pukul 12.00 Wita. Tak lama kemudian, anggota laboratorium forensik (labfor) dari polisi datang dan melakukan serangkaian penyelidikan di lokasi.

Keluarga Ungkap Komunikasi Terakhir

Keluarga Ardana di Buleleng, Ida Bagus Lilik Sudirga, mengaku terakhir kali berkomunikasi dengan Ardana lewat ponsel pada Juli lalu. Menurutnya, ketika itu Ardana menanyakan kabar keluarga dan kondisi griya (rumah) di Buleleng.

"Obrolan biasa-biasa saja, seperti nanya kenken (bagaimana) situasi di griya dan lain sebagainya. Itu-itu saja," kata Lilik saat ditemui detikBali di Griya Beten Cempaka, Kelurahan Liligundi, Buleleng, Jumat (9/8/2024).

Setelah percakapan tersebut, Lilik melanjutkan, keluarga tak pernah lagi berkomunikasi dengan Ardana. Ia mengaku tak mengetahui penyebab meninggalnya Ardana dan istri di Denpasar pada Kamis (8/8/2024) malam. Lilik menegaskan keluarga masih menunggu hasil penyelidikan polisi.

Jenazah Akan Diaben di Buleleng

Menurut Lilik, prosesi ngaben sebagai penghormatan terakhir untuk Ardana dan istri akan dilakukan di Buleleng. Namun, Lilik belum bisa menentukan waktu pemakaman terhadap jenazah Ardana dan istri lantaran masih dalam proses pemeriksaan forensik di RSUP Prof Ngoerah Denpasar. Ia menjelaskan keluarga akan meminta petunjuk kepada ida pedanda terkait prosesi ngaben untuk keduanya.

"Keputusan keluarga tadi, kami akan lakukan proses pengabenan driki (di sini). Rumah duka sudah kami tetapkan di sini di Griya Beten Cempaka Singaraja," tuturnya.




(iws/iws)

Hide Ads