Militer Israel melancarkan serangan udara ke wilayah Damaskus, Suriah. Rudal menghantam gedung konsulat Iran dan menewaskan 16 orang.
Terdapat dua warga sipil di antara korban tewas akibat serangan yang menuai ancaman balasan dari Teheran tersebut. Serangan udara Israel itu menghancurkan gedung konsuler di kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus pada Senin (1/4/2024) sore waktu setempat. Garda Revolusi Iran mengakui tujuh personelnya, termasuk dua komandan senior, tewas dalam serangan tersebut.
Laporan terbaru kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, menyebut para korban tewas itu mencakup delapan warga Iran, lima warga Suriah, satu anggota Hizbullah yang bermarkas di Lebanon. Semuanya merupakan petempur.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua korban tewas lainnya, menurut Syrian Observatory, merupakan warga sipil, yakni seorang ibu dan anak laki-lakinya.
"Jumlah korban tewas akibat serangan Israel terhadap gedung annex Kedutaan Iran bertambah menjadi 16 orang," sebut Kepala Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman, dikutip dari detikNews, Kamis (4/4/2024).
Laporan Syrian Observatory, yang memiliki jaringan sumber yang luas di Suriah, menyebut salah satu yang tewas adalah pemimpin Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran, Brigadir Jenderal Mohammed Reza Zahedi. Pasukan Quds merupakan sayap luar negeri dari Garda Revolusi Iran di Palestina, Suriah dan Lebanon.
Reaksi keras diberikan Teheran terhadap serangan Israel terhadap konsulatnya di Suriah. Presiden Iran Ebrahim Raisi mengutuk serangan udara Israel itu "kejahatan pengecut" yang "tidak akan dibiarkan begitu saja".
"Setelah kekalahan dan kegagalan berulang kali melawan keyakinan dan kemauan para pejuang Front Perlawanan, rezim Zionis telah memasukkan pembunuhan buta dalam agendanya untuk perjuangan menyelamatkan diri," kata Raisi.
"Hari demi hari, kita telah menyaksikan menguatnya Front Perlawanan dan rasa muak serta kebencian negara-negara bebas terhadap sifat tidak sah (Israel). Kejahatan pengecut ini tidak akan dibiarkan begitu saja," tegasnya.
Serangan di Damaskus itu menjadi serangan kelima dalam sepekan terakhir di Suriah, di mana Presiden Bashar al-Assad didukung oleh Iran yang merupakan musuh bebuyutan Israel. Sedangkan para petempur Hizbullah, yang juga didukung Teheran, telah sejak lama dikerahkan ke Suriah untuk mendukung rezim Assad.
Pekan lalu, serangan udara Israel lainnya menewaskan sedikitnya 53 orang di Suriah, termasuk 38 tentara dan tujuh personel Hizbullah. Itu menjadi jumlah kematian tentara Suriah terbanyak dalam serangan Israel sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu
(dpw/iws)