Mayat Ditemukan di Pinggir Jalan
Kepala Seksi Hubungan Masyarakat (Kasi Humas) Polres Badung Iptu I Ketut Sudana menerangkan mayat Adhi ditemukan di pinggir jalan, di depan sebuah koperasi. Tubuhnya berlumuran darah dengan luka tusuk di dada.
"Kejadian sekitar pukul 00.30 Wita," katanya, Selasa.
Informasi yang dihimpun detikBali menyebutkan jenazah Adhi pertama kali ditemukan oleh Saefullah. Saefullah sempat mendengar keributan di dekat warung miliknya.
Saefullah lalu mendatangi sumber suara keributan tersebut. Warga setempat pun melakukan hal serupa dan melaporkan penemuan mayat penuh luka tusuk itu ke polisi.
Anggota Polsek Mengwi, Polres Badung, dan PMI Badung membawa jasad korban ke rumah sakit. Hasil penyelidikan menyebutkan korban berusia 23 tahun.
Sudana menjelaskan di jasad Adhi terdapat luka lecet pada lutut dan belakang telinga. Selain itu di tubuh pria asal Kampung Baru, Singaraja, itu terdapat luka robek pada dada yang diakibatkan tusukan benda tajam.
Sudana menambahkan Adhi diduga tewas dikeroyok. "Pelaku masih kami selidiki," ujarnya.
Tinggalkan Anak Balita
Kematian Adhi menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Terlebih dia meninggalkan anak semata wayang yang masih balita.
Keluarganya mengungkapkan Adi merantau dari Buleleng ke Denpasar untuk membiayai kebutuhan anaknya. Ibu korban, Putu Suartini (54), sangat terpukul mendengar kabar kematian anak keempatnya itu.
Adhi merupakan sosok yang pendiam di mata Suartini. Menurut Suartini, anaknya tidak pernah ada masalah dengan orang lain.
"Pendiam anak saya. Tidak suka ribut. Teman-temannya baik. Mungkin yang mengeroyok tersinggung saat anak saya lewat. Tidak pernah ada masalah," ujar Suartini.
"Sedih saya rasanya lihat anak saya diperlakukan seperti itu," imbuhnya.
Suartini mengatakan anaknya itu telah memiliki seorang putra yang masih berusia 3,5 tahun. Namun, Adhi telah bercerai dengan istrinya.
Tewas di Hari Pertama Masuk Kerja
Suartini mengatakan anaknya baru saja diterima kerja di salah satu restoran di Nusa Dua, Badung. Selama ini, Adhi tinggal bersama adiknya di sebuah kos-kosan di wilayah Dalung, Kabupaten Badung.
"Hari ini sebenarnya (hari pertama) kerja. Dia cerita diterima kerja. Baru berangkat (dari rumah) habis Natalan," jelasnya.
Menurut Suartini, Adhi bekerja di Badung agar bisa menyekolahkan anak semata wayangnya. Pria berusia 23 tahun itu sangat ingin agar sang anak bisa merasakan bangku sekolah.
"Anak saya ingin sekali nyekolahin anaknya. Dia cari kerja untuk sekolahKAN anaknya," jelasnya.
Sebelum merantau dan bekerja di salah satu restoran, Adhi bekerja serabutan. Seperti bisnis jual beli motor, menjadi joki game online, hingga buruh petik mangga.
Suartini mengaku berkomunikasi dengan Adhi setiap hari. Terakhir kali, dia menanyakan kabar ibu, ayah, kakak, dan anaknya.
"Kemarin tumben dia nanya kabar ke saya dan bapak. Nanya kabar anaknya. Kata anaknya dia ingin sekolah. Baru anak saya menyampaikan ke anaknya kalau papa mau kerja buat adik (anak korban) biar bisa sekolah," tutur Suartini.
"Biasanya selalu WhatsApp-an tiap hari. Tapi kemarin tumben tidak ada," jelasnya.
Dimakamkan Satu Liang Lahad dengan Adik
Saat ini, jenazah Adhi belum bisa dipulangkan lantaran harus menjalani autopsi terlebih dahulu. "Sekarang jenazah masih diautopsi, kemungkinan besok dibawa pulang dari Sanglah," kata kakak ipar Adhi, Komang Sutana.
Rencananya, Adhi akan dimakamkan satu liang lahad dengan adiknya nomor enam yang meninggal waktu masih kecil. Pemakaman tersebut berada di pemakaman Kristiani, Kelurahan Liligundi.
Polisi Buru Pengeroyok Adhi
Satreskrim Polres Badung kini tengah mengejar para pelaku yang menganiaya Adhi hingga tewas mengenaskan. Diduga, mereka berjumlah belasan orang.
Kasi Humas Polres Badung Iptu I Ketut Sudana mengungkapkan berdasarkan keterangan saksi bernama Saefullah, ada sejumlah pemuda berbaju serba hitam dengan laju kecepatan motor yang kencang. Namun, pemilik warung di dekat TKP itu tak tahu persis ciri-ciri mereka karena situasi gelap.
Motor-motor itu melaju dari arah timur menuju barat, atau dari arah Kelurahan Sempidi menuju Desa Dalung. Namun sampai di simpang Kwanji, pedagang ini melihat rombongan berpencar.
"Tidak lama, saksi ini baru tahu bahwa terjadi keributan, ada korban. Keterangan awal dari warga, ada sekitar 12 orang dengan tujuh motor," jelas Sudana.
Di sisi lain beredar video sejumlah pemuda melakukan penganiayaan diduga terhadap korban asal Buleleng tersebut. Video itu tersebar di media sosial.
Menurut polisi, lokasi pada video tersebut memang benar di Jalan Raya Sempidi-Dalung. Jaraknya sekitar 50 meter dari lokasi jasad korban ditemukan.
"Ya benar (lokasi video). Anggota kami juga sudah menyisir lokasi itu tadi siang. Kami masih kejar terduga pelaku yang melakukan dugaan penganiayaan itu," kata Kepala Satreskrim Polres Badung AKP I Gusti Nyoman Jaya Widura kepada detikBali.
Menurut Jaya Widura, dugaan awal korban meninggal akibat luka tusukan di bagian dada. Namun, menurut dia masih perlu dipastikan lagi dengan autopsi. Polisi akan mengirimkan permohonan permintaan autopsi ke rumah sakit.
"Tentunya menunggu persetujuan pihak keluarga," katanya.
"Saat ini kami masih melakukan upaya penyelidikan memastikan kronologi kejadiannya seperti apa, termasuk mencari terduga pelaku penganiayaan," jelas Jaya.
(nor/nor)