.webp)
Sebanyak 19 ekor penyu hijau selundupan yang diamankan Polres Jembrana, Minggu (19/11/2023) dalam kondisi memprihatinkan. Penyu-penyu itu stres karena terlalu lama berada di darat.
Perwakilan dari Jaringan Satwa Indonesia (JSI), Vemke Den Haas, menjelaskan penyu hijau merupakan hewan yang hidup di air. Jika di daratan dalam waktu lama, penyu mengalami dehidrasi dan kekurangan oksigen.
"Memang keadaan secara fisik sehat tetapi mereka sangat stres, penyu ini sangat lama berada di luar dari laut jadi kondisinya kering," ujar Vemke kepada detikBali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JSI telah melakukan pertolongan pertama terhadap penyu-penyu tersebut. Mereka juga mengambil sampel darah untuk mengetahui asal penyu.
"Kami berusaha melakukan pertolongan pertama, minimal mereka bisa kembali ke dalam laut secepatnya," kata Vemke.
"Sudah dicek juga dengan tim dokter hewan sudah di ambil sampel darah dan akan dilakukan cek USG dan juga di cek DNA untuk mengetahui asal usul penyu hijau ini," jelas Vemke.
Secara umum, Vemke mengatakan bahwa kondisi penyu-penyu tersebut sangat menderita akibat perdagangan ilegal ini. "Secara umum kita melihat itu kondisinya sangat menderita akibat perdagangan ini," tegasnya.
Vemke membeberkan penyu-penyu hijau itu usianya beragam. Antara 8 sampai 50 tahun dengan berbagai ukuran.
"Kebanyakan ini berjenis kelamin betina, kalau yang kecil-kecil ini belum bisa dipastikan," kata Vemke.
Diberitakan sebelumnya, Polres Jembrana kembali menggagalkan upaya penyelundupan 19 ekor penyu hijau. Penyu-penyu tersebut diamankan di wilayah Desa Baluk, Kecamatan Negara.
Penyu awalnya diangkut dari wilayah Kelurahan Gilimanuk, Kecamatan Negara, menuju arah Denpasar. Untuk mengelabui petugas pemeriksaan, pelaku tidak melintas di jalur utama, tapi di jalan pedesaan. Pelaku berinisial RPD (29) saat ini sudah diamankan di Polres Jembrana.
(hsa/dpw)
