Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sylvana Maria Apituley menyebut banyak laporan kasus penelantaran anak di Bali. Paling banyak terjadi di Kabupaten Karangasem.
"Yang paling banyak ada kasus penelantaran anak karena kemiskinan. Terutama ada kabupaten yang secara eksplisit disebutkan dalam pengaduan kami. Anak-anak dari Kabupaten Karangasem," kata Sylvana di Kuta, Badung, Senin (2/10/2023).
Sylvana tidak menyebut detail jumlah anak yang ditelantarkan oleh orang tuanya. Berdasarkan informasi yang diperoleh, banyak anak-anak jalanan yang menjadi pengemis di Denpasar berasal dari Karangasem.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ibu Kota Bali menjadi kota yang paling banyak dituju oleh anak-anak dari keluarga miskin di Karangasem. Sylvana menilai Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar cukup peduli dengan keberadaan anak-anak miskin dari Karangasem tersebut.
"Pemkot Denpasar cukup proaktif melindungi anak-anak ini. Dengan mengumpulkan anak-anak itu, yang beridentitas, lalu dihubungkan dengan Pemkab Karangasem. Dicari orang tuanya. Intinya, mereka nggak boleh ada di jalanan," kata Sylvana.
Tidak hanya soal penelantaran anak di Karangasem. Sylvana juga menyoroti tingginya lasus kekerasan seksual anak di Bali.
Sylvana menyebutkan laporan soal kekerasan seksual pada anak justru yang tertinggi di Bali. Lalu, menyusul kasus perkawinan anak.
"Isu anak yang perlu diperhatikan Bali adalah kasus kekerasan seksual. Kemudian, kasus perkawinan anak masih dilaporkan. Yang paling penting adalah anak jadi korban kemiskinan. Ketimpangan ekonomi," katanya.
(hsa/dpw)