Makin Banyak Pelajar-Mahasiswa Pakai Narkoba, Golose Safari ke Kampus

Makin Banyak Pelajar-Mahasiswa Pakai Narkoba, Golose Safari ke Kampus

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Kamis, 07 Sep 2023 20:42 WIB
Foto bersama Kepala BNN Komjen Petrus Reinhard Golose saat mengisi kuliah umum di Undiknas.
Foto: Foto bersama Kepala BNN Komjen Petrus Reinhard Golose saat mengisi kuliah umum di Undiknas. (Dok. BNNP Bali)
Denpasar -

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Petrus Reinhard Golose melakukan safari ke berbagai kampus, termasuk di Bali. Hal itu dilakukan karena prevalensi pemakai narkotika di kalangan pelajar dan mahasiswa cukup tinggi.

"Ini menjadi konsen saya sehingga saya safari ke seluruh perguruan tinggi," kata Golose seusai mengisi kuliah umum di Universitas Pendidikan Nasional (Undiknas) Denpasar, Kamis (7/9/2023).

Golose mengungkapkan bahwa prevalensi pengguna narkoba kalangan pelajar dan mahasiswa di Indonesia mencapai 1,1 persen pada 2019. Angka itu kemudian naik menjadi 1,38 persen pada 2021.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Golose, prevalensi pelajar dan mahasiswa pengguna narkotika tertinggi di Indonesia berada di Sumatera Utara (Sumut). Tentunya hal itu didapatkan dari hasil penelitian.

"Prevalensi dari nilai yang kami hitung. Di situ nilai prevalensi yang tertinggi, itu berada di Sumatera Utara karena hasil penelitian," jelasnya.

Maka dari itu, terang Golose, pihaknya kini menggunakan strategi lunak alias soft power approach guna menekan peredaran narkoba di Indonesia, termasuk di kalangan kampus. Golose pun mencanangkan Kampus Bersih Narkoba (Bersinar).

Golose juga mengungkap bahwa prevalensi pengguna narkotika di Bali cukup tinggi. Sayangnya, jenderal polisi bintang tiga itu tak menyebutkan persentase prevalensi tersebut.

"Kita tahu prevalensi di Bali cukup tinggi, peredaran cukup tinggi, semua jenis narkotika masuk di Bali sehingga kita harus memberikan pendekatan lunak terutama dari mahasiswa dan mahasiswi," ungkapnya.

Terlebih saat ini terdapat 1.212 new psychoactive substances. Dari jumlah itu, sebanyak 92 di antaranya terdeteksi beredar di Indonesia, termasuk synthetic cannabinoid.

"Synthetic cannabinoid itu sama seperti ganja tetapi sintetik. Itu dari 1.212 new psychoactive substances, yang terdeteksi di Indonesia 92, termasuk synthetic cannabinoid. Synthetic cannabinoid itu beredar di kalangan masyarakat dan efeknya lebih dari hard drugs, yaitu Cannabis sativa sendiri," tuturnya.




(hsa/nor)

Hide Ads