Kapolres Tabanan AKBP Leo Dedy Defretes mengimbau pemilik minimarket untuk lebih waspada dengan aksi pencurian yang diduga dilakukan dua orang warga negara asing (WNA) dengan modus hipnotis seperti terjadi beberapa waktu lalu di Kecamatan Marga.
"Karena pelakunya ini kan berpindah-pindah. Tidak menutup kemungkinan bisa beraksi lagi di Tabanan sehingga mesti diwaspadai," ujar Leo Dedy Defretes, Jumat (28/7/2023).
Ia menambahkan pemilik toko atau minimarket sebaiknya menambah CCTV atau closed-circuit television untuk memudahkan polisi mengenali ciri-ciri dua WNA yang diduga melakukan aksi kejahatan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak hanya di toko, bila perlu di halaman parkir (pasang CCTV)," tegasnya.
Menurutnya, berdasarkan rekaman CCTV di beberapa minimarket di Tabanan, Buleleng, dan Denpasar, dua WNA yang diduga melakukan pencurian itu ada kemiripan dari segi postur dan pakaian.
Karena itu, Polres Tabanan juga sudah melakukan koordinasi lintas kabupaten/kota terkait aksi kejahatan ini. Bahkan, Polda Bali juga sudah menginstruksikan untuk mengusut dan mengungkap kasus ini.
"Instruksinya kejar, tangkap, ungkap. Siapapun (polres) yang lebih awal (menangkap)," ungkap Dedy.
Khusus di wilayah Tabanan, ia menyebut Satreskrim Polres Tabanan juga telah dikerahkan untuk membantu proses penyelidikan yang sedang dilakukan Polsek Marga.
"Kami dorong personel di Satreskrim untuk mem-back up penyidik Polsek Marga," jelasnya.
Soal modus dua WNA yang diduga melakukan pencurian tersebut, Dedy enggan memberi kesimpulan dini bahwa arahnya adalah hipnotis. "Hipnotis itu perlu pembuktian," ujar Dedy.
Menurutnya, bila melihat beberapa rekaman CCTV yang beredar, modus yang dipakai dua WNA yang diduga melakukan pencurian tersebut, yakni mengacaukan konsentrasi calon korbannya.
"Lebih ke pengalihan perhatian. Sehingga ia (salah satu WNA) tidak bekerja sendiri. Seperti yang di Marga, ia (pelaku) menunjukkan uang, kemudian ngobrol dengan kasir, dan yang satunya lagi mengalihkan perhatian," bebernya.
Apalagi, sambung Dedy, pelaku menggunakan bahasa asing sehingga calon korbannya yang tidak memahami akan mudah kacau konsentrasinya. "Saya lebih melihat modusnya mengacaukan konsentrasi korban," tukasnya.
(hsa/hsa)