Dosen NTT Diduga Cabuli Anak Hendak Kuliah S3 di Yogyakarta

Badung

Dosen NTT Diduga Cabuli Anak Hendak Kuliah S3 di Yogyakarta

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Selasa, 10 Jan 2023 12:57 WIB
Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Bali AKBP Ni Luh Kompiang Srinadi saat ditemui wartawan di Gedung Ruang Pelayanan Khususnya (RPK) Polda Bali, Selasa (10/1/2023). (I Wayan Sui Suadnyana/detikBali)
Foto: Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Bali AKBP Ni Luh Kompiang Srinadi saat ditemui wartawan di Gedung Ruang Pelayanan Khususnya (RPK) Polda Bali, Selasa (10/1/2023). (I Wayan Sui Suadnyana/detikBali)
Badung -

Dosen berinisial FBS (37) asal Nusa Tenggara Timur (NTT) pelaku pencabulan anak berinisial SK (13) di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ternyata hendak kuliah S3 di Yogyakarta. Ia terbang dari NTT ke Yogyakarta dan sedang transit di Bali.

"Pelaku ini adalah seorang dosen yang sebagai dosen di NTT, dia (hendak) melaksanakan tugas belajar di Yogya. Jadi dalam perjalanan juga transit di Bandara Ngurah Rai dari NTT ke Bali, transit di Bali, dari Bali mau ke Yogya," kata Kasubdit IV Ditreskrimum Polda Bali AKBP Ni Luh Kompiang Srinadi saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (10/1/2023).

Antara FBS dan SK kemudian bertemu di toilet gate 3 keberangkatan domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Rabu (4/1/2023). SK bersama keluarganya hendak terbang dari Bali ke Jakarta usai liburan.

"Pada tanggal 4 itu korban (SK) bersama keluarganya kan ini selesai melaksanakan kegiatan liburan di Bali. Dia mau berangkat dari Bali menuju Jakarta," ungkap Srinadi.

Srinadi menceritakan, pencabulan terhadap anak laki-laki tersebut terjadi ketika SK hendak buang air kecil di toilet gate 3 keberangkatan domestik Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. SK ini sudah meminta izin kepada orang tuanya sebelum ke toilet.

Saat itu, SK dan FBS sama-sama buang air kecil di toilet berdiri laki-laki. FBS sempat melihat kelamin SK. Usai cuci tangan, FBS langsung mengajak anak tersebut ke dalam bilik toilet jongkok yang ada di sana.

Di dalam bilik toilet jongkok, dosen perguruan tinggi swasta di NTT melakukan aksi pencabulan. Menurut Srinadi, kejadian itu kurang lebih berlangsung selama lima menit.

FBS meminta anak itu untuk bersembunyi dulu di toilet agar tidak keluar secara bersamaan. FBS keluar terlebih dahulu dan disusul SK.

"Anak itu setelah di luar dengan masih ketakutan dan gemetar menyampaikan kepada orang tuanya bahwa dia mengalami pelecehan. Orang tua melapor ke bagian sekuriti dan petugas kepolisian di bandara melakukan pengecekan CCTV. Untungnya korban masih mengenali pelaku," jelas Srinadi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Petugas langsung melakukan pencarian terhadap pelaku dengan bermodalkan rekaman closed-circuit television (CCTV) di bandara, kemudian baju serta perawakan. Pelaku akhirnya ditemukan dan diamankan oleh petugas dan polisi di bandara.

"Pihak bandara meminta kami untuk penanganan karena di bandara belum punya PPA, karena terbatasnya penyidik dan pelaku dibawa ke Polda. Anaknya diajak ke RSUP Sanglah untuk visum dan mendapatkan alat bukti yang kami butuhkan nanti sebelum 1x24 jam dan melapor ke SPKT," ungkap Srinadi.




(nor/hsa)

Hide Ads