Alasan Pelaku Siksa-Telantarkan Bocah di Sidakarya

Alasan Pelaku Siksa-Telantarkan Bocah di Sidakarya

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Jumat, 22 Jul 2022 16:40 WIB
Dua tersangka kekerasan dan/atau penelantaran terhadap anak yang ditemukan dalam kondisi luka lebam dan kaki patah di Jalan Bedugul, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.
Dua tersangka kekerasan dan/atau penelantaran terhadap anak yang ditemukan dalam kondisi luka lebam dan kaki patah di Jalan Bedugul, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Foto: I Wayan Sui Suadnyana/detikBali
Denpasar -

Tersangka penyiksaan terhadap bocah bernama Naya yang ditemukan telantar dalam kondisi luka lebam dan kaki patah di Jalan Bedugul, Desa Sidakarya, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali, mengungkapkan alasan melakukan tindakan kekerasan.

Tersangka utama kekerasan dan/atau penelantaran terhadap bocah tersebut, Yohanes Paulus Manek Putra (38). Yohanes mengaku dirinya melakukan kekerasan karena Naya tidak mau tidur.

"Awalnya saya lakukan (kekerasan) karena anak ini enggak mau tidur malam," kata Yohanes saat dihadirkan dalam konferensi pers di lobi Polresta Denpasar, Jumat (22/7/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena Naya tak mau disuruh tidur, pria asal Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah, Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang merupakan pacar dari ibu kandung anak tersebut, kemudian melakukan kekerasan diawali dengan pemukulan.

"Jadi saya melakukan pemukulan, habis saya pukul kemudian dia lari, habis itu saya tekuk kakinya, tanpa sengaja saya merasa kayak ada bunyi krek," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sebelum anak tersebut mengalami patah kaki, Yohanes mengaku sudah menyuruh pacarnya untuk tidur. Usai itu, ia kembali menggencarkan aksinya untuk menghukum bocah tersebut.

"Sebelum kakinya patah, saya sudah kasih tahu dia (pacar), 'kamu tidur'. Terus saya masih ke anaknya, saya masih menghukumi dia waktu itu, saya mengangkat kakinya, kiri kanan, biasanya kemarin-kemarin gak patah, cuma kemarin gak tahu kenapa (kenapa bisa patah)," ungkapnya.

Yohanes mengatakan dirinya telah melakukan penyiksaan semacam itu terhadap Naya sebanyak tiga kali. Ia juga mengakui status hubunganya dengan ibu kandung Naya masih pacaran dan kini tinggal bersama di sebuah kos di Desa Sidakarya.

Sementara itu, ibu kandung Naya bernama Dwi Novita Murti (33) asal Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, juga turut menjadi tersangka. Ia ditetapkan tersangka lantaran melakukan pembiaran anaknya disiksa.

Novita mengakui dirinya melakukan pembiaran sang anak disiksa oleh pacarnya, sebab tidak berani melakukan pembelaan. Jika ia melakukan pembelaan, maka penyiksaan bisa lebih keras lagi. Ia juga bisa turut menjadi korban jika membela anaknya.

"Kalau saya bela anak saya, nanti dia mukul tambah jadi (keras) lagi. Jadi saya harus diam, dan sekalipun saya membela, saya juga kena, dimarahin," jelasnya.

Di sisi lain, Novita mengaku tidak tahu anaknya dibuangpacarnya usai mengalami patah tulang. Sebab pacarnya mengaku mengantarkan Naya ke kios massage dan baru bisa dijemput keesokan harinya.

"Kalau membuang saya tidak tahu, karena dia bilang hanya menaruh di tempat massage, 'besok pagi baru kita cari'," tutur Novita.




(irb/irb)

Hide Ads