Korban Pelecehan Seksual di Sading Badung Trauma-Sering Melamun

Korban Pelecehan Seksual di Sading Badung Trauma-Sering Melamun

Triwidiyanti - detikBali
Kamis, 26 Mei 2022 10:19 WIB
Poster
Ilustrasi korban pelecehan seksual. Foto: Edi Wahyono
Badung -

MM (38) orangtua korban pelecehan seksual siswi berinisial NPA (12) yang tinggal di Desa Adat Sading, Mengwi, Badung, Bali, tampak geram.

Ia mengaku masih marah dan kesal kepada terduga pelaku pelecehan seksual Estasius Agung Prasetyo (46).

MM mengaku putrinya NPA dilecehkan oleh pelaku sudah dua bulan yang lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau anak saya kejadiannya sudah dua bulan yang lalu, tapi dia (red, anak korban) tidak berani melapor ke tyang (saya), katanya takut," jelasnya, saat ditemui detikBali, Kamis (26/5).

Nah jika kemarin itu, imbuhnya, sang anak diintai terduga pelaku.

"Itu dua hari diintai oleh pelaku, diikuti, ditunggui di lapangan Sading, disangka ada putri saya, kalau kemarin N memang diikuti pelaku, dia ikuti temannya sampai pura-pura tanya kos ke kakek temannya N, untungnya sama teman anak saya ini dapat foto," bebernya.

NPA mengaku mengingat ciri fisik terduga pelaku, kepalanya botak, pelaku pelecehan seksual tersebut merupakan pedagang sosis di Jalan Raya Sading.

"Kayaknya sih, tapi dia katanya kerja di situ juga," imbuhnya.

"Ya saya kaget anak tiang gak cerita, terus temannya ke sini liatin foto, katanya itu bapak-bapak yang gituin anak saya, saya panik campur marah, terus saya sama suami cari dia (pelaku), astungkara (syukurlah) ketemu di tokonya dia," jelas ibu beranak tiga.

Pelaku kemudian dilaporkan ke Kelian Adat Banjar Negara dan pihak kepolisian, sehingga aksi anarkisme warga yang marah tidak berkelanjutan.

Saat ini kondisi NPA, katanya, sehat hanya saja masih sering melamun.

Diungkap MM, kejadian pelecehan seksual itu sudah terjadi empat kali dengan korban anak lain.

"Selain putri saya, ada tiga anak lagi, yang satu SMP, kalau anak saya SD mau SMP, nah yang SMP ini sampai ke kelaminnya, dia tinggal di Negara," ungkapnya.

NPA sendiri saat ditanya detikBali mengenai kondisinya mengaku masih trauma dengan kejadian yang menimpanya.

"Saya trauma, iya takut kalau keluar banyak orang," ucapnya lirih.

Waktu ditanya kejadian dua bulan lalu bagaimana pelaku melakukan perbuatannya, NPA mengatakan, saat itu dirinya dihadang pelaku menggunakan motor.

"Ya saya dicegat, dia pakai motor dan cepat tangannya pegang payudara saya," katanya pelan.

Orangtuanya pun kini menyuruhnya untuk tetap diam di rumah.

"Ya saya takut dengan kondisi anak saya, dia masih trauma," pungkasnya.




(irb/irb)

Hide Ads