Mengenal Gebogan dalam Tradisi Masyarakat Hindu Bali

Adila Farhah Nursyifa - detikBali
Rabu, 17 Des 2025 11:57 WIB
Foto: Acara penutupan parade gebogan dan baleganjur di Ulun Danu Beratan, Tabanan, Bali, Senin (19/8/2024). (Ahmad Firizqi Irwan/detikBali)
Denpasar -

Pernahkah kamu melihat perempuan Bali menjunjung rangkaian buah-buahan yang tersusun tinggi di kepalanya? Buah-buahan yang tersusun mengerucut ke atas itu biasanya dikreasikan dengan canang dan sampian. Rangkaian buah, canang, dan sampian itu adalah gebogan atau biasa juga disebut pajegan.

Gebogan biasanya dibawa oleh ibu-ibu dan gadis-gadis ke pura saat piodalan atau Dewa Yadnya sebagai rasa syukur yang diberikan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Gebogan dipersembahkan sebagai bentuk syukur.

Gebogan tidak dimaknai sebagai ajang pamer atau kompetisi, melainkan sebagai wujud ketulusan, rasa syukur, dan penghormatan kepada Tuhan serta alam yang menopang kehidupan.



Simak Video "Video: Jelang Hari Raya Nyepi, Warga Blitar Ikuti Lomba Hias Penjor-Gebogan "


(dpw/dpw)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork