Umat Hindu di Bali dan beberapa daerah lain merayakan dua hari raya penuh makna setiap bulan, yaitu Purnama dan Tilem. Kedua perayaan ini tidak hanya memiliki makna spiritual yang mendalam, tetapi juga memperlihatkan perbedaan dalam penanggalan dan cara perayaannya.
Apa yang membedakan Purnama dan Tilem serta bagaimana umat Hindu merayakan kedua hari raya ini?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purnama
Purnama merujuk pada fase bulan purnama atau bulan penuh dalam kalender Bali yang digunakan umat Hindu untuk menandai waktu-waktu tertentu. Purnama, yang terjadi setiap 15 hari sekali, memiliki makna mendalam sebagai simbol cahaya yang sempurna, keseimbangan, dan pencerahan spiritual.
Purnama, dalam tradisi Bali, sering kali dihubungkan dengan kegiatan puja dan persembahyangan kepada Tuhan sebagai bentuk rasa syukur atas karunia yang diterima selama satu bulan terakhir. Selama perayaan Purnama, umat Hindu akan melaksanakan serangkaian upacara di pura-pura besar di Bali, seperti upacara tirtha yatra dan melaksanakan persembahyangan dengan upakara, bunga, dan dupa untuk meminta kesejahteraan.
Waktu Purnama dianggap sebagai saat yang tepat untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, membersihkan diri dari kekotoran batin, dan meningkatkan kualitas spiritualitas.
Tilem
Tilem merupakan kebalikan dari Purnama, yakni saat bulan tidak tampak (bulan baru) atau bulan gelap. Hari Tilem terjadi setiap satu bulan sekali, bersamaan dengan siklus bulan baru, yang berarti bulan tidak terlihat dari Bumi.
Meskipun tidak memiliki cahaya terang yang mendominasi langit malam, Tilem memiliki makna khusus sebagai saat untuk merenung, introspeksi, dan membersihkan diri dari segala dosa atau kekurangan.
Pada hari ini, umat Hindu lebih banyak melakukan puja atau meditasi pribadi, mencari kedamaian batin, dan menenangkan diri dari segala kegaduhan. Tidak seperti Purnama yang penuh dengan kemeriahan upacara besar, Tilem lebih berfokus pada kesendirian dan penyucian diri.
Perbedaan
Perbedaan utama antara Purnama dan Tilem terletak pada siklus bulan itu sendiri. Purnama adalah saat bulan penuh dan terang, sedangkan Tilem adalah saat bulan baru yang gelap.
Dalam konteks spiritualitas Hindu, Purnama adalah waktu untuk bersyukur, berbagi kebahagiaan, dan merayakan cahaya, sementara Tilem lebih difokuskan pada introspeksi, pengampunan, dan kesucian.
Selain itu, perayaan Purnama biasanya lebih meriah dengan upacara besar ataupun kegiatan sosial. Sementara Tilem lebih sering dirayakan Umat Hindu dengan kegiatan doa dan meditasi.
Perayaan
Perayaan Purnama dan Tilem di Bali tidak hanya berlangsung di pura-pura besar, tetapi juga dirayakan di rumah-rumah dengan upacara sederhana. Pada Purnama,
Keluarga-keluarga di Bali pada Purnama akan menyusun upakara dengan bunga, buah, dan makanan khas untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Sebaliknya, umat Hindu lebih banyak melakukan puja secara pribadi di rumah masing-masing saat Tilem.
(hsa/hsa)