Minggu (21/9/2025) sore, dua petarung mengambil kuda-kuda di dalam arena dengan iringan gamelan musik tradisional khas Lombok. Tiupan peluit wasit yang memimpin laga menandakan pertarungan keduanya dimulai.
Tabuhan irama gendang semakin kencang seolah memberikan semangat sendiri kepada kedua atlet yang tengah beradu fisik. Riuh penonton bersorak sorai mulai terdengar setelah salah satu dari atlet berhasil dibanting oleh lawan yang dilanjutkan dengan saling bergelut dan mengunci adu kekuatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masyarakat Lombok menyebut olahraga ini sebagai Belanjakan. Belanjakan sendiri berasal dari kata Lanjak, karena pada prakteknya olahraga ini dilakukan dengan cara berlari kemudian menendang lawan ke depan yang dilanjutkan dengan bergulat saling mengunci gerakan satu sama lain.
Berbeda dengan Perisaian yang menggunakan tameng dan stik pemukul dari rotan, Belanjakan dilakukan menggunakan tangan kosong tanpa alat pelindung diri kecuali di area kemaluan yang hanya menggunakan kain.
"Ini kan tradisi, Belanjakan ini dilakukan tanpa alat pelindung diri hanya mengandalkan kekuatan otot dan beradu fisik," ucap pegiat Belanjakan, Mirzanil Hamdi, ditemui detikBali di sela-sela lomba Belanjakan di Masbagik, Lombok Timur, Minggu (21/2025).
Sejarah Belanjakan Dilakukan Seusai Panen Padi di Sawah
![]() |
Pada zaman dahulu, Belanjakan dilakukan oleh anak-anak petani di pematang sawah jerami seusai panen. Biasanya setiap sore hari, anak-anak di Lombok akan menggelar Belanjakan untuk adu kekuatan dan mengisi waktu luang.
"Dulu kan sebelum ada gadget, anak-anak selalu bermain di sawah, kalau sudah selesai panen padi biasanya mereka berkumpul kemudian adu fisik melalui Belanjakan ini," tutur Mirzanil yang akrab disapa Ming tersebut.
Masyarakat Lombok dikenal dengan pekerja keras dan memiliki fisik yang kuat dalam bekerja, sehingga menjadikan Belanjakan ini sebagai ajang adu kekuatan dan hiburan untuk mengisi waktu luang.
"Sebagai hiburan dan adu ketangkasan kekuatan fisik juga, selesai bekerja dulu saling panggil untuk melakukan permainan Belanjakan," imbuh Ming.
Aturan Dalam Perlombaan Belanjakan
![]() |
Seiring berjalanya waktu, Belanjakan tak pernah lagi dilakukan sudah lebih hampir 25 tahun. Khawatir tradisi tersebut akan hilang ditelan masa, sehingga Ming berpikir untuk mengemas Belanjakan dalam bentuk ajang perlombaan.
Pada ajang lomba Belanjakan, tentu ada aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh para atlet yang berlaga. Beberapa hal yang tidak boleh dilakukan pada ajang lomba Belanjakan yaitu menendang kemaluan lawan, mencakar, dan memukul muka lawan secara langsung.
"Menendang lawan pun ada aturannya yaitu tidak boleh menggunakan tumit, tetapi harus menggunakan telapak kaki dengan tendangan push depan. Segala permainan kaki boleh, membanting dan mengunci lawan juga diperbolehkan," jelas Ming.
Segala aliran beladiri diperbolehkan untuk mengikuti Belanjakan, seperti pencak silat, karate, boxer, maupun muay thai. Asalkan memperhatikan aturan Belanjakan yang telah ditetapkan.
Sebelum pertandingan dimulai, para atlet ditimbang berat badannya, kemudian mendata usia untuk klasifikasi dan menentukan lawan.
"Kriteria petarung dalam belanjakan ini sebelumnya tidak ada. Karena hanya sebuah permainan. Hanya mengukur berat badan dan tinggi badan dan kesiapan lawan," terang Ming.
Belanjakan Diharapkan Masuk Cabor PON
Belanjakan ini diakui cukup diminati oleh masyarakat Lombok. Bahkan dari Belanjakan juga melahirkan atlet yang berlaga di tingkat nasional seperti atlet MMA maupun ajang olahraga lainya di Indonesia.
"Sudah ada yang bisa bertarung di kancah nasional, seperti di MMA ada kan kemarin warga disini (Desa Masbagik) yang ikut," ujar Ming.
Belanjakan diharapkan masuk menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) pada pekan olahraga nasional (PON) ataupun kejuaraan olahraga lainya, dengan tujuan untuk memperkenalkan permainan Belanjakan ini.
"Tentu kami berharap agar olahraga ini bisa bisa masuk dalam salah satu cabang olahraga (cabor) PON atau paling tidak olahraga di tingkat Provinsi seperti Porprov," harap Ming.
(nor/nor)