Mengenal Upacara Ruwatan Sapuh Leger di Bali

Mengenal Upacara Ruwatan Sapuh Leger di Bali

Gita Julianti - detikBali
Senin, 11 Agu 2025 09:59 WIB
Upacara Ruwatan/Pebayuhan Sapuh Leger di Pura Dalem Tegeh Gumi, Banjar Sebelanga, Desa Dauh Puri Kauh, Denpasar, Sabtu (18/1/2025). (Instagram @dauhpurikauh)
Foto: Upacara Ruwatan/Pebayuhan Sapuh Leger di Pura Dalem Tegeh Gumi, Banjar Sebelanga, Desa Dauh Puri Kauh, Denpasar, Sabtu (18/1/2025). (Instagram @dauhpurikauh)
Bali -

Bali memiliki upacara adat yang unik, yaitu Ruwatan Wayang Sapuh Leger. Seperti upacara adat lain, Ruwatan Wayang Sapuh Leger juga memiliki makna dan tujuannya tersendiri.

Upacara Ruwatan Wayang Sapuh Leger dilakukan terhadap orang yang lahir pada wuku Wayang. Warga Bali meyakini seseorang yang lahir pada wuku Wayang sebaiknya melakukan Ruwatan Sapuh Leger.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makna dan Tujuan

Upacara Ruwatan Sapuh Leger termasuk dalam manusa yadnya, yakni ditujukan untuk manusia itu sendiri. Arti dari kata "sapuh" adalah bersih, sedangkan "leger" berasal dari bahasa Jawa yang bersinonim dengan "leget" yang berarti kotor.

Upacara Ruwatan atau Pebayuhan Sapuh Leger adalah ritual membersihkan diri dari energi buruk atau aura negatif yang dilakukan oleh masyarakat Bali. Sapuh Leger diyakini untuk menyucikan seseorang yang lahir pada wuku Wayang melalui pertunjukan wayang.

ADVERTISEMENT

Upacara ini termasuk dalam pertunjukan wayang yang bersifat sakral. Pementasan wayang Sapuh Leger tidak hanya sebagai tontonan, tetapi juga sebagai tuntunan untuk upacara pembersihan diri bagi orang-orang yang lahir pada wuku Wayang, memelihara hidup dan kesejahteraan manusia.

Salah satu lontar menyebutkan Bhatara Siwa mengizinkan Bhatara Kala untuk memakan orang yang lahir pada wuku Wayang, suku ke-27 dalam penanggalan Bali. Kemudian, disebutkan juga dalam buku Kala Purana, orang-orang yang lahir pada Tumpek Wayang adalah istimewa atau spesial. Maka dari itu, Bhatara Kala terus mengejarnya agar bisa memakannya. Artinya, seseorang itu akan diikuti energi buruk. Umat Hindu percaya, demi keselamatan bayi yang lahir pada hari itu, mereka mengadakan upacara Wayang Sapuh Leger.

Proses Upacara Ruwatan Sapuh Leger

Proses upacara Ruwatan Sapuh Leger memerlukan persiapan sarana pelengkap, seperti canang, banten, dan wadah tirta. Prosesi Upacara Ruwatan Sapuh Leger memerlukan berbagai jenis tirta, yaitu tirta kelebutan, campuhan, segara, melanting, pancuran, setra, padma sari, merajan, penglukatan wayang, jagat nata, dan tirta sulinggih.

Seseorang yang lahir di wuku wayang akan disucikan (lukat) melalui sarana banten upakara yang telah dipersiapkan, serta air suci tirta panglukatan, dan terlebih dahulu mementaskan wayang kulit dari cerita wayang lakon Dewa Kala. Dalang yang memimpin upacara seharusnya adalah seorang Dalang Brahmana, yaitu seorang pandita yang juga dikenal sebagai Ida Mpu Leger. Seorang Mpu Leger dianggap mampu dan paham serta menguasai Katatwaning/Dharma Pewayangan. Selain itu, Mpu Leger juga menguasai mantra pengelukatan.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads