Tarian Stunt Kite Asal China Meriahkan Rare Angon Festival 2025

Tarian Stunt Kite Asal China Meriahkan Rare Angon Festival 2025

Sui Suadnyana, Aryo Mahendro - detikBali
Minggu, 03 Agu 2025 21:00 WIB
Tarian layangan akrobatik ditampilkan dua pelayang asal China, Wei Jiajian dan Yao Qinshan, di Rare Angon Festival 2025, Denpasar, Minggu (3/8/2025). (Aryo Mahendro/detikBali)
Foto: Tarian layangan akrobatik ditampilkan dua pelayang asal China, Wei Jiajian dan Yao Qinshan, di Rare Angon Festival 2025, Denpasar, Minggu (3/8/2025). (Aryo Mahendro/detikBali)
Denpasar -

Tarian dua layangan akrobatik atau layangan olahraga (stunt kite) asal China memeriahkan Rare Angon Festival 2025 di Pantai Mertasari, Denpasar, Minggu (3/8/2025). Para pengunjung terhibur dengan stunt kite tersebut.

Pantauan detikBali, dua layangan itu dimainkan dua pelayang asal China, Wei Jiajian dan Yao Qinshan. Mereka mulai menaikkan layangannya pukul 17.35 Wita seusai kompetisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dua layangan dengan tiga gradasi warna, putih, biru muda, biru laut, dan garis melingkar menyerupai mata itu terbang secara bersamaan. Ada empat tali senar di tiap sisi layangan yang terhubung pada dua pegangan.

Awalnya, dua layangan itu naik ke langit seperti layangan biasa. Jiajian dan Qinshan kemudian mulai menyetir dua layangan dengan gerakan meliuk-liuk seperti menari.

ADVERTISEMENT

Gerakannya sinkron dan terkadang berbeda, tetapi saling berkaitan. Sesekali layangan mendarat dan diterbangkan lagi. Empat menit kemudian, Jiajian dan Qinshan menyudahi aksi akrobat layangannya.

"Pergerakannya (terbangnya) bisa ke atas atau ke arah manapun. Memang liar terbangnya," kata Qinshan saat ditemui detikBali.

Tarian layangan akrobatik ditampilkan dua pelayang asal China, Wei Jiajian dan Yao Qinshan, di Rare Angon Festival 2025, Denpasar, Minggu (3/8/2025). (Aryo Mahendro/detikBali)Foto: Tarian layangan akrobatik ditampilkan dua pelayang asal China, Wei Jiajian dan Yao Qinshan, di Rare Angon Festival 2025, Denpasar, Minggu (3/8/2025). (Aryo Mahendro/detikBali)

Qinshan mengatakan menerbangkan jenis layangan seperti itu butuh latihan yang tidak sebentar. Setiap orang akan memerlukan waktu yang berbeda dalam menguasai cara dan teknik menerbangkan layangan akrobatik itu.

Normalnya, butuh latihan selama tujuh hari hanya untuk mengetahui cara menerbangkan layangan jenis itu dengan baik dan benar. Kemudian, untuk penguasaan mengendalikan gerakan layangannya, minimal butuh latihan dua tahun.

"Latihan tujuh hari saja sudah bisa menerbangkan dengan baik. Tetapi, untuk mengendalikan layangan, (butuh durasi latihan) satu tahun atau dua tahun," jelas Qinshan.

Untuk diketahui, Rare Angon Festival 2025 tidak hanya diisi dengan lomba layangan khas Bali. Pameran layangan hias atau kreasi internasional juga ditampilkan dalam festival itu.

Ada juga pertunjukan malam atau night show yang menampilkan layangan kreasi tiga dimensi (3D) atau dua dimensi (2D). Layangan kreasi yang tampil mayoritas dipasangi lampu sehingga menambah suasana romantis di langit Pantai Mertasari.




(hsa/hsa)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads