Pawai ogoh-ogoh saat malam pengerupukan di bundaran Patung Catur Muka Puputan, Denpasar, sudah dimulai sejak pukul 19.00 Wita. Belasan ogoh-ogoh yang lewat saat diarak menjadi daya tarik sendiri bagi turis asing.
"Tadi ada ogoh-ogoh beruang. Saya suka ogoh-ogoh itu," kata Irina, turis asing asal Rusia, ditemui detikBali di bundaran Patung Catur Muka Puputan, Denpasar, Jumat (28/3/2025).
![]() |
Pantauan detikBali, sekitar 50 lebih ogoh-ogoh diarak di bundaran itu. Mayoritas ogoh-ogoh itu diarak dari Jalan Veteran dan Jalan Gajah Mada lalu mengarah ke Jalan Udayana dan Jalan Surapati.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bak lautan manusia, ribuan warga Denpasar hingga turis asing bergumul mencoba memandang lebih dekat ogoh-ogoh yang diarak di jalanan sekitar Catur Muka. Ogoh-ogoh berukuran besar banyak disorot ponsel warga maupun turis asing yang ingin mengabadikannya atau jadi objek swafoto.
"Makin besar (ogoh-ogohnya) makin bagus. Gayanya Rusia banget," kata Irina.
Olya punya opini lain. Gadis asal Ukraina itu tidak mempermasalahkan soal ukuran. Menurutnya, semua ogoh-ogoh yang lewat punya kecantikan masing-masing.
"Ogoh-ogoh ini sangat menarik dan menakjubkan. Semuanya bagus. Tidak selalu yang berukuran besar," kata Olya.
Sementara, warga Lampung, Sumatera, Deva Agastya (25), menceritakan baru kali pertama menonton pawai ogoh-ogoh di Denpasar.
Empat jam menunggu dan menyaksikan puluhan ogoh-ogoh yang diarak, ternyata belum memuaskan hatinya. Deva ingin melihat karya ogoh-ogoh dengan rancangan fisik yang realis atau menyerupai makhluk hidup.
"Masih menunggu sampai sekarang. Karena belum ada ogoh-ogoh yang sreg menurut saya. Karena saya lihat di media sosial itu, ogoh-ogoh di Denpasar ini detailnya, anatominya, bagus," kata Deva.
(nor/nor)