Sebuah pelinggih estetik yang dibangun dari batu karang viral di media sosial (medsos). Namanya Pelinggih Segara yang berada di Pantai Karang, Sanur, Kota Denpasar, Bali.
Pelinggih ini digunakan warga untuk menghaturkan sesajen demi memohon keselamatan sebelum melakukan aktivitas yoga di pantai. Tempat ini bahkan diklaim telah terkenal di dunia sejak lama.
"Pelinggih ini memang sudah terkenal di dunia," ujar pembuat Pelinggih Segara, Anak Agung Junni Antara, yang akrab disapa Gung Joni, saat ditemui detikBali di Pantai Karang, Minggu (8/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pelinggih Segara terbuat dari batu karang dengan ukuran sekitar 2 meter kali 1,5 meter dan tinggi sekitar 2,5 meter. Batu karang itu disusun sedemikian rupa, dikelilingi tembok yang juga terbuat dari batu karang berukuran 3x4 meter.
"Di depan pelinggih ada patung berbentuk ikan sebagai penjaga, lengkap dengan sesajennya," ungkap Gung Joni.
Batu karang yang ditemukan di bibir pantai dimanfaatkan oleh Gung Joni untuk membangun pelinggih tersebut. Beberapa sumbangan bahan bangunan untuk renovasi ditolaknya karena ia merasa batu karang mati lebih estetis dan selaras dengan alam laut.
"Ada semen sedikit di bagian dalam sebagai perekat supaya susunan batu karang ini kuat. Tetapi, tetap yang dominan adalah batu karang. Jadi lebih indah dipandang," tambahnya.
Gung Joni, yang juga vokalis band Joni Agung and Double T serta seorang guru senam yoga, membangun Pelinggih Segara pertama kali sekitar 13 tahun lalu. Awalnya, pelinggih tersebut berukuran kecil, hanya seukuran drum plastik sebagai tempat mebanten atau menghaturkan sesajen saat beraktivitas di pantai, terutama sebelum senam yoga pada Kamis dan Sabtu pagi.
"Ini tempat kami berlatih yoga tiap pagi, dan pelinggih ini digunakan untuk menghaturkan sesajen sebagai bentuk permohonan keselamatan," ujar Gung Joni.
Dua tahun lalu, Gung Joni memutuskan untuk merenovasi pelinggihnya menjadi lebih besar dan estetik. Renovasi tersebut hanya memakan waktu kurang dari seminggu, dibantu oleh beberapa warga yang turut memungut batu karang di sepanjang pantai saat air surut.
"Anak-anak dan pemangku di sini semangat sekali membantu. Setiap air surut, kami pungut batu karang, dan tidak sampai seminggu, pelinggih ini selesai," kenangnya.
(iws/iws)