Tari Gawi Asal Ende: Sejarah, Fungsi, Kostum, Pola Lantai, dan Keunikan

Tari Gawi Asal Ende: Sejarah, Fungsi, Kostum, Pola Lantai, dan Keunikan

Rio Raga Sakti - detikBali
Sabtu, 24 Agu 2024 09:00 WIB
Tari Gawi asal Ende, NTT. (Kemendikbud)
Foto: Tari Gawi asal Ende, NTT. (Kemendikbud)
Ende -

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Tari Gawi menjadi salah satu bukti kekayaan Indonesia di bidang kesenian tradisional. Tarian ini berasal dari Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tari Gawi sendiri merupakan salah satu tarian adat masyarakat Ende Lio. Kata Gawi sendiri berasal dari dua kata, yaitu 'ga' yang berarti renggang dan 'wi' berarti menarik. Dalam bahasa Indonesia, 'Gawi' dapat diartikan sebagai 'Tandak'.

Sejarah Tari Gawi

Dilansir dari berbagai sumber, sejarah Tari Gawi memiliki akar yang erat dengan tradisi masyarakat Ende-Lio. Menurut beberapa sumber, Aegomo, sebuah kampung di Roga, Kecamatan Ndona Timur, dulunya menjadi tempat ramai bagi orang-orang yang datang untuk 'todo pare,' yaitu kegiatan merontokkan padi dengan kaki.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setiap musim panen, Aegomo menjadi pusat aktivitas ini, menarik penduduk lokal maupun orang-orang dari luar daerah. Kegiatan todo pare dilakukan di halaman yang luas, yang disebut oleh masyarakat Lio sebagai Seka. Setelah padi dibersihkan, padi tersebut disimpan di Lepa, atau lumbung.

Awalnya, todo pare mungkin hanya dilakukan oleh beberapa individu, tetapi seiring waktu, kegiatan ini berkembang menjadi aktivitas bersama. Gerakan kaki yang awalnya tidak teratur dalam todo pare, lama-kelamaan berubah menjadi hentakan yang beraturan dan seragam, yang kemudian memberikan semangat kepada para pekerja.

ADVERTISEMENT

Gerakan dalam tarian Gawi berkaitan dengan proses todo pare, di mana hentakan kaki yang berulang-ulang menjadi dasar gerakan tari ini.

Fungsi Tari Gawi

Dilansir dari laman Kemdikbud, Tari Gawi merupakan warisan budaya nenek moyang suku Lio Ende yang awalnya berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur atas kemenangan dalam perang perebutan wilayah.

Seiring berjalannya waktu dan berakhirnya konflik antar suku, Tari Gawi mengalami perubahan fungsi. Kini, tarian ini biasanya ditampilkan dalam upacara adat seperti Joka Ju atau Tolak Bala, serta dalam acara pernikahan dan syukuran.

Kostum Tari Gawi

Penari laki-laki dalam Tari Gawi biasanya mengenakan kaos berwarna putih. Kaos ini dipadukan dengan sarung tradisional. Sebagai pelengkap, para penari laki-laki juga mengenakan destar, sebuah ikat kepala tradisional yang dililitkan dengan rapi di kepala.

Penari perempuan dalam Tari Gawi tampil anggun dengan mengenakan baju khas Ende. Seperti halnya yang dikenakan penari laki-laki, penari perempuan juga menggunakan sarung.

Pola Lantai Tari Gawi

Dilansir dari Tesis berjudul Tari Gawi: Simbol Identitas Budaya Masyarakat Suku Lio Kabupaten Ende oleh Reneldis Tina Mati, berikut adalah pola lantai Tari Gawi.

• Penari memulai dengan gerakan hentakan kaki (peju) ke tanah secara bergantian, baik kaki kiri maupun kaki kanan.

• Kaki kanan melangkah maju (rudhu) dan dihentak dua kali.

• Kaki kanan kemudian mundur kembali ke posisi awal.

• Kaki kiri dan kanan mundur ke belakang (Ngendho), lalu kembali maju ke depan.

• Gerakan ini dilakukan selama beberapa menit sesuai dengan lantunan syair yang dinyanyikan dan mengikuti jumlah penari yang hadir. Tempo gerakan pada tahap ini adalah lambat.

• Kaki kiri dan kanan dihentakkan ke tanah.

• Kaki kanan melangkah sedikit maju ke depan dan serong ke kiri, lalu berputar ke kiri.

• Setelah berputar, kaki kanan mundur kembali ke posisi awal.

• Pada posisi awal, kaki kiri dan kanan dihentakkan ke tanah.

• Gerakan inti ini dilakukan dengan tempo yang agak cepat.

• Gerakan kaki sama seperti pada gerakan inti, namun dengan tempo yang kembali seperti pada gerakan awal.

• Tari Gawi dilakukan dengan berputar mengelilingi batu nisan.

• Tangan saling bergandengan atau berpegangan, diayun ke depan.

• Bahu kaum perempuan sedikit terangkat, sementara bagi laki-laki, gerakan tangan bebas dengan bahu sedikit terangkat.

• Posisi kepala sedikit menunduk, yang membuat badan juga ikut menunduk ke depan.

Keunikan Tari Gawi

Keunikan Tari Gawi terletak di bentuk gerakan yang menyerupai lingkaran ular (spiral). Suara khas hentakan kaki penari Tari Gawi juga menambah kesan keunikan tersendiri. Tari Gawi didukung oleh iringan syair yang khas, yaitu lantunan syair yang dinyanyikan oleh seorang solis tanpa menggunakan teks.

Selain itu, properti yang digunakan dalam Tari Gawi juga menambah keunikan tarian ini. Para penari biasanya memegang parang dan tongkat berumbai yang diikat dengan ekor kuda.




(nor/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads