Bermacam-macam gerabah dengan motif kartun tampak memenuhi sebuah rumah di Desa Lukluk, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, Bali. Ada Spiderman, Spongebob, hingga lambang Superman. Jenis kerajinan tanah liat itu juga beragam. Mulai celengan hingga pot bunga.
Perajin lukisan gerabah sekaligus pemilik rumah tersebut adalah I Gusti Bagus Rudi Mahajaya. Dia menamakan usahanya itu dengan nama 'Gerabah Udik Celukiss'.
Seniman yang akrab disapa Pak Udik ini menuturkan sebenarnya tidak bisa menggambar. Namun, dia ahli dalam bermain komposisi di atas benda. Sehingga, dia mencari ide gambar lukisannya dari internet.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jujur aja saya enggak bisa gambar tapi saya jago di komposisi, di mana meletakkan warnanya," ujar Rudi saat ditemui detikBali, Minggu (28/1/2024).
![]() |
Rudi mengisahkan beragam karya tersebut dihasilkan berawal dari hobi. Lambat laun, karyanya dikenal banyak orang setelah dipromosikan melalui media sosial (medsos) Facebook.
Kemudian, salah satu toko suvenir di Bali menghubunginya untuk kerja sama membuat 1.500 gerabah setelah melihat karyanya di Facebook itu. Kesempatan emas itu pun tak dilewatkan. Rudi menyanggupi pesanan tersebut dan dikerjakan seorang diri selama tiga bulan.
"Iseng upload di Facebook terus salah satu toko suvenir ingin bikin langit-langit gerabah gitu kayak di Gianyar, " jelasnya.
Rudi bercerita sejak usia belia sudah suka menggambar. Awalnya, menggambar di kaleng susu sampai menemukan media baru berupa gerabah.
Dia mengaku pertama kali melukis dengan media gerabah cukup kesulitan. Sebab, tekstur gerabah terbilang kasar. Untuk itu, dia menghaluskan lebih dulu menggunakan amplas.
"Habis jadi gerabah terus diamplas lagi buat dihalusin, lalu didempul untuk meningkatkan nilai jual," ungkap Rudi.
Menurut Rudi, gerabah konvensional cenderung tidak menarik karena motifnya yang monoton. Para pelanggannya tertarik membeli gerabah karena motif lukisan gerabah yang unik dan lucu.
"Intinya saya pengen (bikin sesuatu) yang nggak dilihat jadi dilihat, dan kebetulan di Lukluk ada perajin gerabah," jelas Rudi.
Dia juga mengaku ingin menciptakan karya yang bisa diterima orang banyak di usia yang sudah tidak muda lagi. Rudi pun berpesan kepada keluarganya agar kerajinan ini bisa terus dilanjutkan bila di kemudian hari dirinya sudah tidak ada.
"Saya risaunya itu umur segini tapi kok belum ada karya," kata mantan kontraktor tersebut.
Beragam kerajinan gerabah lukis dibanderol dengan harga terjangkau. Mulai Rp 15 ribu sampai Rp 75 ribu, tergantung tingkat kesulitan dan bentuknya.
Menurut Rudi, awalnya pembuat gerabah cukup kaget dengan harga jual gerabah lukis yang jauh lebih tinggi ketimbang gerabah biasa.
"Akhirnya saya bilang saya jualnya bukan jual celengan tapi jual lukisan, jadi mungkin lukisan ini yang dibeli," tuturnya.
Dia menyebut selama ini menganggap karyanya seperti peliharaan sendiri. Sebab, Rudi menaruh perasaan sayang di setiap karya seninya. Dia pun terkadang menanyakan kepada pembeli kondisi dari hasil karyanya tersebut.
"Jadi gambarnya itu enggak asal gambar, jadi teringat terus kalau saya lihat koleksi saya di Facebook," ujar Rudi.
Dia mengungkapkan paling banyak menerima pesanan dengan gambar kartun atau animasi. Untuk pengerjaan, kalau sudah ada konsep atau gambarnya bisa cepat dikerjakan. Paling cepat bisa 15 menit sampai 30 menit untuk gerabah ukuran kecil.
Sejauh ini, tantangan Rudi sebagai seniman adalah ketika kehabisan uang untuk membeli cat. Karena memang dia tidak meminta deposit di setiap pembelian.
"Kalau kondisi itu terjadi, terpaksa harus meminta biaya membeli cat terlebih dahulu kepada pembeli," tandas Rudi.
(hsa/dpw)