Sebanyak 275 kerangka manusia prasejarah yang ada di Universitas Gadjah Mada (UGM) juga akan diaben (sucikan) oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana. Pengabenan dilakukan bersamaan dengan koleksi kerangka manusia prasejarah di Museum Manusia Purba, Gilimanuk.
Upacara ngaben Kusa Pranawa akan digelar pada 1 Februari 2024. Bupati Jembrana I Nengah Tamba mengatakan bahwa upacara ngaben ini bertujuan untuk menghormati dan menyucikan roh manusia purba yang merupakan leluhur masyarakat Jembrana.
"Kerangka manusia purba yang diperkirakan berusia sekitar 10.000 tahun itu merupakan leluhur masyarakat Jembrana. Kami perlu menggelar ngaben untuk menghormati dan menyucikan roh tersebut," ungkap Tamba ditemui detikBali, Rabu (24/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerangka lain yang ada di luar Bali, termasuk sebanyak 275 kerangka manusia prasejarah yang diteliti di UGM juga bakal disucikan. Terkait ratusan kerangka yang masih ada di UGM, Tamba menjelaskan saat ini masih dititipkan di sana..
"Tapi kalau kami lihat masih bisa bertahan kami titipkan saja. Nanti jika sudah ada tempat representatif, kemungkinan kami tarik. Selain kerangka, perhiasan serta manik-manik yang diperkirakan masih tersebar nantinya kami lacak juga," papar Tamba.
Sebelumnya, upacara ngaben Kusa Pranawa merupakan ngaben dengan sarana pengawak daun alang-alang yang menjadi simbol tubuh manusia. Upacara ini umumnya dilaksanakan oleh umat Hindu untuk jenazah yang telah dikubur, hanyut, atau jenazah yang tidak ditemukan.
Ngaben Kusa Pranawa, Tamba melanjutkan, juga bertujuan untuk menjaga kebersihan Jembrana secara niskala. Krama (penduduk) desa adat yang masih memiliki keluarga yang telah di-aben dan belum disucikan bisa mengikuti rangkaian upacara tersebut gratis.
Krama desa adat se-Kecamatan Melaya juga bisa mengikuti upacara ini tanpa dipungut biaya sama sekali.
(nor/hsa)