Musim Pancaroba Tiba, Umat Hindu Bali Gelar Ritual Bumi Sudha

Klungkung

Musim Pancaroba Tiba, Umat Hindu Bali Gelar Ritual Bumi Sudha

Putu Krista - detikBali
Selasa, 12 Des 2023 18:55 WIB
Upacara Bumi Sudha umat Hindu Bali di Pura Watu Klotok, Klungkung.
Upacara Bumi Sudha umat Hindu Bali di Pura Watu Klotok, Klungkung. (Foto: Putu Krista/detikBali)
Klungkung -

Setiap hari tilem kaenem dalam kalender Bali, umat Hindu di Bali menggelar upacara penyucian alam dan memohon perlindungan agar terhindar dari wabah dan marabahaya akibat musim pancaroba. Marabahaya ini biasanya ditandai dengan banyaknya bencana alam, penyakit, dan musibah lainnya.

Upacara ini disebut dengan Upacara Bumi Sudha yang dipusatkan di tiga pura besar di Bali, yakni Pura Besakih di Karangasem, Pura Batur di Bangli, dan Pura Watu Klotok di Klungkung. Upacara yang dihelat dari hari tilem kaenem ini, bertepatan dengan tanggal 12 Desember 2023.

Panitia upacara, Dewa Ketut Soma menerangkan, upacara dimulai dari Pura Batur, kemudian Pura Besakih dan kemudian Pura Watu Klotok. "Semua tirta suci dari Pura Batur dan Besakih dibawa ke Pura Watu Klotok, untuk disatukan di Pura ini, lalu disebarkan nanti ke seluruh Bali melalui perwakilan Bendesa Adat dan Kabupaten Kota yang datang ke Pura Watu Klotok," kata Dewa Soma, di sela-sela acara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Upacara Bumi Sudha umat Hindu Bali di Pura Watu Klotok, Klungkung.Upacara Bumi Sudha umat Hindu Bali di Pura Watu Klotok, Klungkung. (Foto: Putu Krista/detikBali)

Rentetannya, kata Dewa Soma, setelah semua prosesi upacara dilaksanakan umat akan membawa Ajengan Tawur (berupa nasi yang dicampur dengan sembilan warna yang sudah disucikan), kemudian Tirta Bumi Sudha, dan Tirta Tawar.

"Semua sarana dibawa oleh perwakilan desa dan kabupaten untuk dibawa ke Pura Puseh atau desa masing-masing, lalu masyarakat memohon dari desa untuk dibawa pulang sebagai sarana upacara, dirumah masing-masing," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

Nasi tawur, dan tirta dipercikkan di rumah masing-masing saat pelaksanaan upacara tilem juga dan khusus untuk tirta tawar (penawar) untuk dipercikkan pada tanaman, hewan peliharaan agar tetap sehat dan terhindar dari wabah. "Ini menjadi kepercayaan umat Hindu di Bali, setiap pelaksanaan upacara Bumi Sudha untuk menghindari kita dari wabah dan musibah yang muncul pada saat musim pancaroba saat ini" jelasnya.

Upacara Bumi Sudha yang dilaksanakan setiap tilem kaenem ini, sesuai dengan sastra Hindu yakni Widhi Sastra Rogha Sanghara Bumi, Turur Babad Dewa dan Puspa Dening Sarwa Sato yang sudah diputuskan di paruman Sulinggih Provinsi Bali, pada Sabtu Pon 21 November 2009.

Ditambahkan pada saat upacara di rumah masing-masing, sesuai edaran dari semua bendesa di Bali, yang dihaturkan adalah segehan cacahan 11 tanding. Yang dihaturkan dengan memasang sanggah cucuk di depan kanan pintu masuk rumah, dengan sarana don kayu tulak, banten tumpeng selem adaanan, mesate calon, urap bang urap putih, dengan raka jaja gina biu kayu melalab, tuak asusang. Pada sanggah cucuk juga dihaturkan segehan 9 tanding, mebe jejeron bawi matah lebeng, getih atakir.

"Dalam prosesi upacara di Pura Watu Klotok dipimpin oleh Ida Pedanda Gde Rai Pidada dari Griya Pidada Klungkung, yang dilaksanakan setiap satu tahun sekali," tandasnya.




(dpw/hsa)

Hide Ads