Menyambut datangnya hari besar Islam yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW, masyarakat muslim tentunya akan menyambut dengan berbagai tradisi dan kegiatan. Warga muslim di Kabupaten Jembrana, Bali, pun turut menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan penuh suka cita.
Warga kampung muslim di Desa Loloan Timur, Jembrana, biasanya menyambut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dengan tradisi male. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata male bermakna kertas berwarna-warni yang biasa digantung bersama telur berwarna-warni, biasa digunakan pada acara Maulid Nabi Muhammad saw.
Upacara mauludan bagi masyarakat muslim Loloan Timur merupakan upacara memotong rambut bayi yang dibawa sejak lahir sebagai simbol berakhirnya masa bayi. Tradisi Male yang dilaksanakan di Loloan Timur bersifat massal, karena tradisi ini dilakukan oleh semua keluarga yang memiliki bayi dan didukung oleh masyarakat. Tradisi male diselenggarakan di masjid besar di lingkungan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keunikan Tradisi Male Loloan Timur
Tradisi male dimulai dari warga yang mempunyai anak bayi membawanya ke masjid kemudian rambutnya dipotong oleh para sesepuh, yang umumnya para alim ulama. Setelah rambut bayi dipotong, anak tersebut dibawa pulang ke rumah masing-masing dan dimandikan dengan air kelapa gading.
Setelah itu anak tersebut dihias dengan barang-barang untuk merias diri si anak tersebut. Keunikan pada tradisi ini yaitu terletak pada sesaji dan kelengkapannya.
Sesaji tersebut berupa male yang terbuat dari untaian buah-buahan dan telur yang disusun secara menjulang. Tatanannya terdiri dari buah di bagian bawah dan telur di bagian atas.
Telur tersebut dihias dengan rumbai-rumbai kertas berwarna-warni. Sesaji tersebut dilengkapi dengan beberapa barang di atas talam, barang tersebut berupa 7 lembar kain jarik yang belum pernah dipakai, beras kuning, uang koin, kelapa gading yang diukir, keris dan barang-barang untuk merias diri.
Male yang sudah tertata akan dibawa mengelilingi kampung dengan menggunakan pakaian adat Bali yang disebut pager uyung. Selama berkeliling, para pengiring membaca selawat dan memainkan musik rebana atau marawis.
Setelah acara keliling selesai, Male dikumpulkan di dalam masjid dengan disertai selawat, setelah itu telur akan dibagikan kepada masyarakat yang menghadiri acara tersebut.
Masyarakat muslim Kabupaten Jembrana mengekspresikan kegembiraan dalam menyambut kelahiran Nabi Muhammad SAW dengan mengarak telur sebagai visualisasinya.
Artikel ini ditulis oleh Rizky Wanda Yuliana peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(nor/nor)