Sokok Base, Tradisi Peringatan Maulid Nabi ala Masyarakat Pegayaman

Buleleng

Sokok Base, Tradisi Peringatan Maulid Nabi ala Masyarakat Pegayaman

Indah Dwi Hastuti - detikBali
Senin, 25 Sep 2023 08:49 WIB
Warga Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali menggelar tradisi Muludan Base untuk menyambut hari Maulid Nabi Muhammad, Sabtu (8/10/2022).
Warga Desa Pegayaman, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali menggelar tradisi Muludan Base atau Sokok Base untuk menyambut hari Maulid Nabi Muhammad, Sabtu (8/10/2022). (Made Wijaya Kusuma/detikBali)
Buleleng -

Maulid Nabi adalah suatu peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah di Kota Mekah. Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab memiliki makna lahir.

Ada beragam tradisi yang dilakukan oleh umat muslim di dunia untuk memperingati hari Maulid Nabi di dunia. Salah satunya adalah tradisi Muludan Base atau Sokok Base yang dilaksanakan oleh masyarakat muslim di Desa Pegayaman, Kabupaten Buleleng, Bali.

Desa Pegayaman adalah salah satu desa muslim tertua di Bali yang masih kuat memegang tradisinya. Lantas, bagaimana filosofi hingga pelaksanaan tradisi Sokok Base tersebut? Berikut ulasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Filosofi Sokok Base

Sokok base adalah rangkaian daun sirih, buah, kembang, dan telur, pada batang pisang. Sokok base ditata menggunakan alas dulang atau wadah persembahan sebagaimana dipergunakan oleh umat Hindu Bali.

Tradisi Sokok Base adalah hasil akulturasi antara budaya Hindu Bali dengan budaya Islam. Hal ini dapat dilihat dari bentuk sokok base yang mirip dengan bentuk pajegan yang sering digunakan oleh umat Hindu di Bali. Hanya saja, isian dari keduanya berbeda. Sokok base berisi bunga-bunga, telur, dan sirih.

ADVERTISEMENT

Telur yang terdapat dalam sokok base dimaknai sebagai wujud sedekah kepada orang lain. Adapun, bagian kuning telur secara filosofis diartikan sebagai Al-Quran, putih telur diartikan sebagai usaha umatnya untuk menjaga Al-Quran, dan cangkangnya dilambangkan sebagai benteng keimanan.

Pelaksanaan Tradisi Sokok Base

Persiapan pelaksanaan kegiatan Maulid Nabi di Desa Pegayaman biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 bulan. Sebab, ada banyak rangkaian kegiatan yang dilakukan, mulai dari tabligh akbar, sunatan massal, hingga acara inti yaitu mengarak Sokok Base. Pada tanggal 11 Maulud, masyarakat mempersiapkan sokok base yang akan diarak pada tanggal 12.

Tepat pada tanggal 12 Rabi'ul Awal dilaksanakan mengarak Sokok Base. Sokok Base tersebut dibawa keliling Desa Pegayaman diiringi irama hadrah dari grup kesenian asli Desa Pegayaman. Pengarakan Sokok Base makin meriah karena ada pawai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Setelah diarak keliling desa, Sokok Base dikumpulkan di masjid dan dilanjutkan dengan doa bersama. Setelah itu, warga yang hadir pada kegiatan ini dipersilakan untuk memakan telur yang terdapat pada Sokok Base.

Sokok Base di Desa Pegayaman tersebut merupakan simbol kegembiraan warga desa dalam menyambut hari Maulid Nabi. Sokok ini dipercaya oleh warga sekitar sebagai simbol kelancaran rezeki.

Artikel ini ditulis oleh Indah Dwi Hastuti peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads