Sejarah hingga Jenis-jenis Layangan Tradisional Bali

Bali

Sejarah hingga Jenis-jenis Layangan Tradisional Bali

tim detikBali - detikBali
Sabtu, 14 Jan 2023 01:35 WIB
Festival Layang-layang Bali.
Festival Layang-layang Bali. Foto: Wikipedia
Bali -

Hari Layang-layang Internasional diperingati setiap tanggal 14 Januari. Bali memiliki tiga jenis layang-layang tradisional yang memiliki bentuk khas dan unik.

Bahkan, Bali mempunyai festival layang-layang internasional yang digelar setiap tahun di Denpasar. Berikut sejarah singkat layang-layang di Bali, beserta jenis-jenisnya.

Sejarah Layangan Tradisional Bali

Dirangkum dari laman Pemerintah Kabupaten Badung, tradisi melayangan berkaitan erat dengan cerita rare angon. Dewa Siwa dalam manifestasinya sebagai Rare Angon merupakan Dewa Layang-layang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diceritakan, pada musim layangan atau setelah panen, Rare Angon turun ke Bumi. Ia diiringi tiupan seruling sebagai pemanggil sang angin.

Para petani dan anak gembala juga bersenang-senang setelah musim panen ini. Mereka mempergunakan waktu itu untuk bermain layang-layang sambil menjaga ternak.

ADVERTISEMENT

Jenis Layangan Tradisional Bali

Terdapat tiga jenis layang-layang tradisional Bali, yaitu bebean, pecukan, dan janggan. Ketiga jenis ini sangat terkenal, bentuknya tidak berubah dan teknik pembuatannya terus berkembang. Berikut jenis-jenis layangan tradisional Bali, seperti dirangkum dari berbagai sumber.

1. Bebean

Layang-layang bebean bentuknya mirip seperti ikan. Namanya berasal dari kata "be" yang berarti ikan.

Bentuk layangan ini berorientasi pada arah delapan mata angin. Pada bagian tengah terdapat titik di bagian tengah.

2. Janggan

Bentuk layangan ini seperti naga. Layang-layang janggan memiliki ciri khas ekor berukuran sangat panjang, yang bisa mencapai lebih dari 100 meter.

Saat ini sudah banyak kreasi layangan janggan, jadi tidak hanya berbentuk kepala naga. Ada layang-layang janggan berbentuk garuda, macan, dan lain-lain.

3. Pecukan

Layang-layang pecukan bentuknya seperti daun. Ketika diterbangkan, layangan ini akan terlihat seperti daun yang meliuk-meliuk jatuh dari pohon.

Untuk mengendalikan layangan jenis ini, pemainnya harus memiliki kemampuan mumpuni. Kenapa begitu? Alasannya agar layangan bisa terbang stabil.

Festival dan Lomba Layangan di Bali

Hingga saat ini, melayangan masih populer dan sering dimainkan. Bahkan, ada seka (kelompok) dan grup layangan di Bali, termasuk juga banyak kompetisi dan festival layang-layang.

Lomba layang-layang ini biasanya diikuti mulai dari banjar-banjar. Salah satu perhelatan paling terkenal adalah Festival Layang-layang Bali. Festival layangan internasional ini digelar setiap tahun di bulan Juli.

Festival Layang-layang Bali digelar di Pantai Padang Galak Sanur. Layang-layang yang dilombakan berukuran raksasa dengan 4 meter dan panjang 10 meter. Kompetisi ini diikuti banjar-banjar di Denpasar.

Festival musiman ini memiliki pesan keagamaan, yaitu mengirim pesan ke dewa-dewa Hindu. Tujuannya untuk memberikan hasil pertanian melimpah. Tim yang mengikuti perlombaan biasanya terdiri dari 70-80 orang. Masing-masing tim memiliki gamelan, pembawa bendera, dan penerbang layang-layang.

Itulah informasi seputar sejarah hingga jenis-jenis layangan di Bali. Semoga informasi ini bermanfaat!




(irb/gsp)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads