Museum Lontar dan Banten di areal Kebun Raya Jagatnatha, Jembrana, Bali, mengoleksi baru mengoleksi 10 cakep lontar. Jumlah itu masih dianggap minim, padahal Kabupaten Jembrana memiliki ratusan cakep lontar.
Informasi yang dihimpun detikBali, sebanyak 994 cakep lontar di Jembrana sudah berhasil teridentifikasi dan dikonservasi. Dari jumlah tersebut, baru 18 cakep lontar yang berhasil didigitalisasi. Sementara lontar yang sudah direstorasi melalui proses penyalinan ada sebanyak 10 cakep.
"Hari ini, kami sudah berhasil melakukan penyalinan sebanyak 10 lontar kebanyakan lontar mengenai geguritan atau nyanyian. Ada juga lontar hasil lomba dan sudah masuk ke dalam Museum Lontar dan Banten di Jagatnatha," kata Koodinator Penyuluh Bahasa Bali, I Nengah Yoga Darma Adi Putra, Rabu (14/12/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adi Putra mengatakan, penyelamatan lontar di Jembrana terus dilakukan. Kesulitan yang dihadapi saat melakukan identifikasi dan konservasi antara lain terkendala kondisi lontar yang rusak. Ada pula warga pemilik lontar yang merahasiakan dan menyakralkan lontarnya, sehingga banyak yang tidak dirawat akhirnya menjadi rusak.
"Selain itu juga terkendala dari halamannya yang tidak lengkap dan ada beberapa halaman kondisi kurang baik itu tidak bisa digitalisasi," katanya.
Adi Putra berharap Museum Lontar dan Banten di Jembrana bisa menjadi pusat literasi naskah kuno di Bali. Koleksi lontar di museum tersebut nantinya juga akan terus ditambah seiring dengan terus dilakukannya upaya konservasi lontar di Jembrana.
"Memang saat ini koleksi di museum ini masih sedikit, namun tahun depan museum akan menambahkan koleksi dengan menganggarkan 2.500 lembar daun lontar. Sehingga dibuat minimal 50 cakep, tergantung jumlah lembaran lontar per cakep lontar yang dikonservasi," kata Adi Putra.
Terpisah, Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, Ida Bagus Kade Biksa mengatakan, Museum Lontar dan Banten di areal Kebun Raya Jagatnatha baru sebagai rancangan persiapan dan contoh konsep museum lontar. Nantinya, museum ini akan menjadi pusat informasi Lontar dan naskah kuno.
"Masyarakat yang memiliki lontar dan hendak melakukan konservasi bisa datang ke sini, semua terpusat di sini," pungkasnya.
(iws/hsa)