Puri Agung Karangasem yang terletak di Kelurahan, Kecamatan dan Kabupaten Karangasem, Bali merupakan bangunan peninggalan dari Kerajaan Karangasem. Bangunan tersebut sampai saat ini masih tetap menggunakan arsitektur perpaduan dari 3 budaya yang merupakan peninggalan dari Raja Karangasem terakhir yaitu Ida Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem.
"Tidak ada yang berubah dari arsitektur bangunannya masih sama seperti waktu pertama kali dibangun. Walaupun ada beberapa sentuhan modern sedikit tapi kita upayakan bentuk bangunannya tidak ada yang berubah masih sama seperti dulu," jelas Manggala Puri Agung Karangasem, Anak Agung Bagus Partha Wijaya, Sabtu (29/10/2022).
AA Wijaya mengatakan Puri Agung Karangasem dibangun sejak abad ke-19 oleh Raja Karangasem terakhir yaitu Ida Anak Agung Agung Anglurah Ketut Karangasem dengan memadukan 3 unsur budaya yaitu China, Eropa dan juga Bali. Unsur budaya China dapat terlihat dari sisi candi yang ada di pintu depan yang menggunakan candi gelung yang identik dengan bangunan China, selain itu di bagian ukiran juga sangat identik dengan etnis China.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sedangkan unsur budaya Eropa bisa dilihat dari beberapa bagian bangunan seperti bagian atas bangunan dan juga tembok serta hiasan-hiasan lainnya. Sementara untuk unsur budaya Bali, dapat dilihat dari bentuk bangunan, tempat serta beberapa patung yang ada di Puri Agung Karangasem.
Dengan 3 unsur budaya tersebut membuat Puri Agung Karangasem berbeda dengan puri-puri lainnya yang ada di Bali.
"Meskipun Puri Agung Karangasem tidak menggunakan struktur Kosala Kosali (struktur bangunan Bali) tapi perpaduan 3 unsur budaya tersebut sangat unik dan indah," kata AA Wijaya.
Ia juga mengatakan dengan keunikan yang dimiliki, membuat struktur bangunan dari Puri Agung Karangasem masih tetap dipertahankan sampai saat ini sebagai warisan sejarah dari Kerajaan Karangasem. Tapi untuk membuat bangunan tetap terlihat indah memang ada beberapa sentuhan modern saat perbaikannya tapi tidak meninggalkan struktur awal pembangunannya.
Sehingga masih terlihat sama seperti awal pembangunannya. Sebagai bangunan bersejarah, AA Wijaya sejak 4 tahun terakhir menjadikan Puri Agung Karangasem sebagai salah satu tujuan wisata bagi para wisatawan yang ingin melihat lebih dekat terkait sejarah serta bangunan-bangunan yang ada di Puri Agung Karangasem.
"Sejak dulu sebenarnya sudah ada wisatawan yang datang. Tapi sejak 4 tahun terakhir kita lebih kelola supaya ada pemasukan ke Puri. Pengelolaannya kita lakukan secara mandiri dengan tiket masuk Rp 25 ribu per orang untuk wisatawan domestik dan 2 kali lipatnya untuk wisatawan mancanegara," papar AA Wijaya.
Hal tersebut dilakukan supaya ada pemasukan ke Puri untuk bayar gaji karyawan yang jumlahnya 8 orang dan juga biaya perawatan supaya keberadaan Puri Agung Karangasem tetap terlihat indah, bersih serta nyaman jika dikunjungi oleh wisatawan.
"Untuk saat ini setiap hari ada saja wisatawan yang berkunjung terutama wisatawan mancanegara yang ingin tahu terkait sejarah serta arsitektur bangunan dari Puri Agung Karangasem. Untuk kedepannya saya sangat berharap kunjungan wisatawan dapat meningkat sehingga Puri Agung Karangasem menjadi salah satu objek wisata yang wajib untuk dikunjungi," pungkas AA Wijaya.
![]() |
(nor/hsa)