7 Upacara Adat Bali yang Menarik dan Penuh Makna

7 Upacara Adat Bali yang Menarik dan Penuh Makna

Rully Desthian - detikBali
Selasa, 25 Okt 2022 05:15 WIB
Unik! Mengenal Apa Itu Pola Lantai Tari Kecak yang Berasal dari Bali
Tari Kecak yang identik dengan adat dan upacara khas Bali. Foto: Getty Images/Tom-Kichi
Jakarta -

Bali tidak hanya menawarkan aktivitas wisata yang menarik atau pemandangan yang indah saja. Lebih dari itu, Bali juga memiliki beragam kekayaan adat dan budaya yang begitu menarik untuk dieksplorasi. Salah satu hal yang menarik untuk kita ikuti adalah ritual upacara adat Bali yang menarik dan penuh makna.

Seperti yang kita ketahui, sebagian besar masyarakat Bali menganut agama Hindu. Maka dari itu, kebanyakan upacara adat Bali juga kental dengan nilai-nilai dari agama Hindu.

Jika kamu sedang berlibur ke Pulau Bali, jangan sampai melewatkan upacara adat ini supaya pengalaman berlibur kamu jadi lebih lengkap. Bagi kamu yang ingin mengetahui apa saja upacara adat Bali, berikut adalah pembahasannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Daftar Upacara Adat Bali

Upacara adat Bali bisa kamu jadikan pilihan untuk menghabiskan masa liburan di Pulau Dewata. Berikut ini adalah 7 upacara adat Bali yang perlu kamu ketahui.

1. Upacara Ngaben

Fire engulfs a giant effigy of a mythical animal containing the remains of 117 people during a traditional mass cremation called Upacara Ngaben massal di Bali pada (23/7/2022). Foto: AP/Firdia Lisnawati

Upacara Ngaben merupakan salah satu upacara adat Bali yang paling terkenal di masyarakat Indonesia. Upacara ini adalah upacara untuk membakar jenazah dalam rangka menyempurnakan jenazah saat kembali kepada Sang Pencipta.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari sebuah jurnal yang diterbitkan oleh Universitas Airlangga, upacara Ngaben dilakukan untuk mengembalikan roh leluhur ke asalnya atau pengembalian unsur Panca Maha Bhuta kepada Tuhan/Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam ajaran Hindu, jasad manusia terdiri dari badan harus (roh atau atma) dan badan kasar (fisik).

Ketika seseorang meninggal, yang mati hanya fisiknya saja, sedangkan rohnya tidak. Maka dari itu, diperlukan upacara Ngaben untuk memisahkan roh dengan badan kasarnya.

Bagi sebagian besar masyarakat Bali, upacara ini sangat penting karena keluarga yang ditinggalkan dapat membebaskan roh orang yang telah meninggal dari ikatan-ikatan duniawi untuk menuju surga atau menunggu reinkarnasi. Upacara pembakaran mayat ini menjadi salah satu daya tarik dari Pulau Bali untuk menarik wisatawan.

2. Upacara Melasti

Umat Hindu menghaturkan sesajen saat upacara Melasti jelang Hari Raya Nyepi Tahun Baru Saka 1944 di Pantai Padang Galak, Denpasar, Bali, Senin (28/2/2022). Upacara yang serentak dilaksanakan umat Hindu se-Bali tersebut untuk menyucikan diri secara lahir dan batin dalam menyambut Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1944 pada 3 Maret 2022 mendatang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan dan membatasi jumlah umat guna mencegah penyebaran COVID-19. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/tom.Melasti jelang peringatan Nyepi di Bali. Foto: ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Upacara Melasti dilakukan setiap tahun sekali sebagai bagian dari rangkaian Hari Raya Nyepi di Bali. Upacara ini bertujuan sebagai penyucian diri bagi para pemeluk agama Hindu.

Dilansir dari website resmi Pemerintah Kabupaten Buleleng, upacara adat ini dilakukan selama tiga sampai empat hari menjelang Hari Raya Nyepi. Para penduduk mendatangi beberapa sumber mata air sakral seperti danau atau laut yang dipercaya menyimpan mata air kehidupan.

Pada saat upacara ini berlangsung, mereka akan memercikkan air suci ke kepala setia penduduk. Tujuannya untuk membersihkan segala macam kotoran dan hal buruk dalam tubuh dan jiwa sehingga bisa kembali suci.

3. Upacara Mekare-Kare

BALI, INDONESIA - JUNE 23: Two Balinese men fight each other using pandanus leaf and rattan shield during the pandanus war ritual called Mekare-kare on June 23, 2022 in Tenganan Pegringsingan Village, Bali, Indonesia. The ancient Upacara adat Bali Mekare-kare Foto: Getty Images/Agung Parameswara

Upacara Mekare-kare atau yang biasa disebut Perang Daun Pandan merupakan upacara adat yang berasal dari Desa Tenganan. Upacara adat Bali ini dilakukan oleh para pria sebagai ajang untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam bertarung menggunakan daun pandan yang berduri tajam.

Upacara adat Bali yang satu ini dilakukan sebagai penghormatan kepada Dewa Indra yang merupakan dewa perang dalam kepercayaan Hindu. Setelah berperang, para peserta akan dirawat dan didoakan oleh orang yang dituakan di sana agar mereka tidak merasakan sakit.

4. Upacara Saraswati

Ilustrasi Dewi Saraswati - Hari Raya Saraswati dirayakan setiap Sabtu atau saniscara umanis wuku watugunung sebagai perayaan turunnya ilmu pengetahuan.Ilustrasi Dewi Saraswati. Foto: Ilustrasi Dewi Saraswati - Hari Raya Saraswati dirayakan setiap Sabtu atau saniscara umanis wuku watugunung sebagai perayaan turunnya ilmu pengetahuan. (Widyartha Suryawan/detikBali)

Upacara adat Bali Saraswati digelar untuk merayakan ilmu pengetahuan yang ada di bumi. Upacara Saraswati dilakukan sebagai ritual pemujaan terhadap Dewi Saraswati yang dipercaya membawa ilmu pengetahuan ke muka bumi sehingga manusia menjadi makhluk yang terpelajar.

Semua aspek yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan, mulai dari buku hingga kitab-kitab didoakan dalam upacara Saraswati. Selain itu, ada juga pentas tari dan story telling yang akan dilakukan semalam suntuk.

5. Upacara Galungan

Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Aditya Jaya, Rawamangun, Jakarta, Rabu (8/6/2022). Hari Raya Galungan yang merupakan hari merayakan kemenangan kebaikan (Dharma) melawan kejahatan (Adharma). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.Prosesi upacara Galungan. Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Upacara Galungan dirayakan oleh umat Hindu setiap enam bulan Bali (210 hari), yaitu pada hari Buddha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon Wuku Dungulan). Istilah galungan sendiri berasal dari bahasa Jawa Kuno yang memiliki arti menang.

Sesuai dengan namanya, upacara ini digelar untuk merayakan kemenangan melawan kejahatan. Hal ini merujuk pada kemenangan Dewa Indra dalam melawan Mayadenawa atau kebaikan melawan kejahatan.

Inti dari peringatan ini bertujuan supaya manusia bisa mengendalikan nafsunya, terutama nafsu buruk yang akan mengganggu ketentraman hidup. Selain itu, upacara ini juga dilakukan sebagai rasa syukur atas semua berkat yang diterima dari Yang Maha Kuasa dengan diciptakannya alam semesta dan seluruh isinya.

6. Upacara Mepandes

Umat Hindu mengikuti prosesi upacara potong gigi massal di Pura Jala Siddhi Amertha, Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (30/7/2022). Upacara potong gigi yang dalam bahasa Bali disebut Mepandes, Metatah, atau Mesangih itu diikuti 122 umat Hindu yang menginjak usia remaja atau dewasa dengan makna untuk menghilangkan keenam sifat buruk dari diri manusia ANTARA FOTO/Umarul Faruq/rwa.Rangkaian upacara Mepandes. Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Upacara Mepandes dikenal juga dengan nama Metatah atau Mesangih. Upacara ini dilakukan ketika seorang anak sudah mulai memasuki remaja. Upacara ini dilakukan dengan pemotongan gigi dengan tujuan menghilangkan nafsu buruk seperti kemarahan dan keserakahan.

Anak laki-laki yang suaranya sudah memberat dan anak perempuan yang sudah melalui menstruasi pertamanya akan melakukan ritual ini. Dalam ritual ini, 6 buah gigi taring bagian atas mereka akan dikikis oleh seseorang yang dituakan.

7. Upacara Tumpek Landep

Rahajeng Tumpek Landep.Rahajeng Tumpek Landep. Foto: Situs Pemerintah Kota Denpasar.

Upacara Tumpek Landep adalah upacara yang dilakukan masyarakat Bali dalam menyucikan senjata dan peralatan yang mereka miliki dengan sesaji dan doa. Dikutip dari sebuah jurnal yang diterbitkan Universitas Udayana, Tumpek Landep dirayakan umat Hindu setiap 210 hari, yaitu pada saniscara kliwon wuku landep.

Tumpek landep secara filosofi Hindu adalah Pinaka Landeping Idep. Artinya, Tumpek Landep sebagai media untuk mempertajam pikirannya dan memohon keselamatan kepada TUhan dalam wujud Dewa Senjata (Pasupati).

Nah, itu dia penjelasan mengenai 7 upacara adat Bali yang perlu kamu ketahui. Jika kamu sedang berlibur ke Bali, jangan lupa untuk menyempatkan diri menonton upacara tersebut.




(khq/row)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads