Tradisi Maulid Nabi di Kampung Sindu Karangasem, Tabur Duit-Megibung

Perayaan Maulid Nabi

Tradisi Maulid Nabi di Kampung Sindu Karangasem, Tabur Duit-Megibung

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Sabtu, 08 Okt 2022 17:58 WIB
Magibung saat merayakan hari Maulid Nabi Muhammad SAW di Karangasem.
Tradisi magibung saat merayakan hari Maulid Nabi Muhammad SAW di Karangasem. Foto: ist
Karangasem -

Warga Kampung Sindu, Desa Sinduwati, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem merayakan hari Maulid Nabi Muhammad SAW dengan cara yang cukup unik. Tradisi tersebut adalah tabur uang hingga megibung atau makan bersama.

Tokoh masyarakat Kampung Sindu, Suhaimi (60) mengatakan bahwa tradisi menabur uang merupakan tradisi turun temurun yang sudah ada sejak zaman dahulu dan sampai saat ini masih terus dilestarikan.

"Menabur uang ini sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas rizki yang melimpah sehingga kita bisa melaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW," kata Haji Suhaimi saat ditemui detikBali di Masjid Asasuttaqwa, Sabtu (8/10/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tabur uang saat merayakan hari Maulid Nabi Muhammad SAW di Karangasem.Tabur uang saat merayakan hari Maulid Nabi Muhammad SAW di Karangasem. Foto: ist

Suhaimi mengatakan bahwa sebelum dilaksanakan tradisi menabur uang, terlebih dahulu dilaksanakan doa bersama. Setelah itu dilaksanakan acara mekuris atau potong rambut bagi bayi yang masih berusia 1-6 bulan.

ADVERTISEMENT

Setelah selesai melaksanakan acara mekuris, orang tua dari bayi tersebut dan juga warga yang lainnya akan menaburkan uang di halaman masjid secara sukarela sesuai kemampuan. Hal ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan anak-anak yang nantinya mendapat uang akan senang sehingga timbulah kebahagiaan.

Saat beberapa warga menabur uang terlihat banyak anak-anak baik laki-laki maupun perempuan bersemangat berebut uang. Selain anak-anak, beberapa orang dewasa juga ikut berebut.

Setelah selesai melaksanakan acara menabur uang maka seluruh warga akan berkumpul di masjid untuk megibung atau makan bersama. Hal itu dilakukan untuk menjaga silaturahmi antar warga tetap terjaga sehingga rasa persaudaraan akan semakin erat.

"Saya sangat berharap bahwa tradisi dan rasa kebersamaan kita ini akan terus terjaga sampai anak dan cucu kita nanti. Karena ini merupakan warisan dari leluhur kita terdahulu yang harus kita jaga secara bersama-sama," kata Haji Suhaimi.




(nor/iws)

Hide Ads