Buda Cemeng Menail, Wujud Syukur atas Kesuburan

Buda Cemeng Menail, Wujud Syukur atas Kesuburan

I Wayan Selamat Juniasa - detikBali
Rabu, 31 Agu 2022 02:02 WIB
Sehari sebelum Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1937, Pura Adhitya Jaya di bilangan Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (20/03/2015), disesaki umat Hindu yang khidmat melaksanakan prosesi Tawur Agung. Ritual Tawur Agung dipercaya sebagai ritual menolak bala.
Ini merupakan bagian dari upacara Buta Yadnya.
Ilustrasi - Lontar SundarigamaBuda Wage atau Buda Cemeng Menail yang jatuh pada Rabu (31/8/2022) dirayakan umat Hindu di Bali sebagai wujud syukur atas anugerah kesuburan di bumi. (Foto: Rengga Sancaya)
Bali -

Buda Wage atau Buda Cemeng Menail yang jatuh pada Rabu (31/8/2022) merupakan salah satu hari suci bagi umat Hindu. Buda Wage dipercaya merupakan payogaan Sang Hyang Manik Galih yang menurunkan Sang Hyang Ongkara Merta untuk menciptakan kesuburan. Hari ini dirayakan sebagai wujud syukur atas anugerah kesuburan di bumi.

Dosen Agama Hindu di STKIP Agama Hindu Amlapura, I Komang Badra mengatakan, menurut Lontar Sundarigama, Buda Wage atau Buda Cemeng merupakan hari raya berdasarkan pertemuan antara Sapta Wara yaitu Buda dengan Panca Wara yaitu Wage.

"Hampir setiap bulan ada hari raya Buda Wage cuma wuku-nya yang berbeda-beda. Tapi maknanya hampir sama karena merupakan payogaan dari Sang Hyang Manik Galih yang menurunkan Sang Hyang Ongkara Merta untuk menciptakan kesuburan di Bumi," kata Komang Badra, Selasa (30/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Buda Wage atau Buda Cemeng Menail, umat Hindu di Bali menghaturkan banten dan melakukan persembahyangan di pura maupun merajan. Beberapa umat juga ada yang melaksanakan odalan saat Buda Cemeng tiba. Hal itu sebagai wujud syukur dan bhakti atas anugerah kesuburan yang diterima.

Selain itu, beberapa kelompok tani tradisional biasanya menggelar paruman (musyawarah) saat Buda Wage. Setelah paruman, barulah dilanjutkan dengan melakukan persembahyangan.

Menurut Badra, kesuburan dapat dimaknai lebih luas dan tak hanya berkaitan dengan hasil bumi. Dengan kesuburan, kata Badra, manusia akan memperoleh kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup.

"Kesuburan dalam hal ini bukan berarti hanya dari hasil bumi saja, tapi juga bisa dari segi keuangan dan yang lainnya," imbuh Badra.

Adapun banten yang dipersembahkan saat Buda Wage atau Buda Cemeng berupa banten soda atau ayunan putih kuning lengkap dengan buah-buahan, jajanan, dan perlengkapan lainnya. Tak lupa pula dilengkapi dengan canang sari. Jika memungkinkan, umat juga bisa menggunakan banten pejati yang dilengkapi dengan sesayut amerta pageh.

"Banten tersebut nantinya dihaturkan di lumbung maupun di sanggah kemulan. Jika punya uang lebih, alangkah baiknya menggunakan banten pejati dan juga sesayut amerta pageh," imbuhnya.




(iws/iws)

Hide Ads