Ceki merupakan permainan kartu yang sudah melekat dengan masyarakat Bali. Permainan ceki biasanya dimainkan di sela-sela hajatan adat dan umumnya digemari oleh para laki-laki di Bali. Namun, permainan ceki kerap dipandang sebelah mata lantaran sering digunakan sebagai ajang judi.
Pemuda dari Sekaa Teruna Sukarela, Banjar Kepisah, Pedungan, Denpasar, mencoba menghapus anggapan negatif permainan ceki. Mereka menggelar turnamen ceki dan menjadikan ceki sebagai ajang rekreasi, Minggu (14/8/2022).
"Kami ingin menghilangkan kesan ceki untuk judi. Ini adalah olahraga rekreasi, sekaligus kami juga ingin menghibur masyarakat dan mempererat hubungan pertemanan di sini," kata Ketua Panitia, I Gede Suka Jaya Berata (23).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, peserta turnamen ceki perlu membeli kupon dengan nominal Rp 50 ribu untuk setiap permainan. Satu permainan ceki diikuti oleh 5 orang dengan 1 orang juri yang bertugas memberi penilaian. Para pemenang turnamen ceki di ST Sukarela akan memperebutkan hadiah uang tunai dan sertifikat.
"Antusias peserta lumayan tinggi dan yang saat ini ikut bermain ada 190-an peserta, dengan usia dari 18 sampai 60 tahunan. Banyak juga peserta yang datang dari luar ST Sukarela," ungkapnya.
Untuk diketahui, permainan ceki telah diakui sebagai salah satu cabang olahraga rekreasi oleh Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (FORMI). Permainan ceki perlahan menjadi ajang untuk berkumpul dan menghilangkan penat oleh orang-orang di Bali.
(iws/iws)